Manggar, Humas Beltim – Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menetapkan ada 10 desa di Kabupaten Beltim berada dalam posisi desa berisiko tinggi sanitasi. Penetapan ini berdasarkan hasil akhir penilaian terhadap data sekunder, data Environtment Health Risk Assesment (EHRA), dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sektor-sektor sanitasi.
Tim Pokja gabungan dari berbagai SKPD ini juga melakukan serangkaian observasi dan kunjungan lapangan pada desa untuk memastikan kondisi yang ada. Kesepakatan dari penggabungan penilaian persepsi SKPD, hasil studi EHRA dan skor dari data skunder.
Desa-desa yang termasuk dalam desa berisiko tinggi sanitasi terdiri dari, Desa Baru, Mekar Jaya, Buku Limau, dan Lalang di Kecamatan Manggar, Desa Burung Mandi di Kecamatan Damar, Desa Pembaharuan dan Mayang di Kecamatan Kelapa Kampit, serta Desa Selinsing, Lenggang dan Gantung di Kecamatan Gantung.
Ketua Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Beltim, Fauziar kepada Humas Beltim, Rabu (2/9), menjelaskan variabel yang digunakan untuk skoring dari data sekunder terdiri dari kepadatan penduduk, angka kemiskinan, ketersediaan air minum/air bersih, jamban pribadi, serta luas genangan air di suatu desa.
“Sedangkan variabel dari studi EHRA dan persepsi SKPD untuk menentukan area beresiko sanitasi, adalah sumber air. Apakah sumber air terlindungi atau tidak, dan kelangkaan penggunaan air. Selain itu variabel lain seperti air limbah domestik juga kita ukur seperti tangki septik suspek aman, pencemaran karena pembuangan isi tangki septik dan pencemaran karena SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah),” jelas Fauziar.
Selain dua variabel tersebut, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana & Prasarana Wilayah di Bappeda Kabupaten Beltim ini juga menyebutkan jika persampahan dan adanya genangan air merupakan variabel lain yang dinilai.
“Yang terakhir adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Bagaimana perilaku BABS-nya, cuci tangan di lima waktu penting, ada tidaknya sabun di dekat hamban dan lain-lain. Bahkan untuk cuci tangan pakai sabun hampir seluruh desa di Kabupaten Beltim tidak menerapkan itu,” tambahnya.
Untuk melakukan perubahan agar desa-desa tersebut tidak rawan sanitasi, Pokja Sanitasi akan melakukan kampanye sanitasi. Selain itu, memorandum program sanitasi seperti pembuatan MCK, tempat sampah, dan lain-lain hingga tahun 2018 mendatang.
Sementara itu, Bupati Beltim, Basuri T Purnama membantah jika pola pikir masyarakat dan program-program sanitasi yang dijalankan Kabupaten Beltim kurang berjalan maksimal.
“Kita blak-blakan saja. Jika dulu anda ke Pantai Serdang banyak yang BABS sembarangan. Sekarang silahkan cek ada apa nggak, ini kan namanya masyarakat kita sudah naik kelas. Jangan anggap remeh masyarkat, mereka sudah ngerti semua,” kata Basuri.
Adik Ahok ini juga mengklaim jika sudah banyak masyarakat yang memiliki MCK lewat program kerjasama antara pemerintah daerah dan TNI.
“Selain itu, KKN yang dilakukan oleh mahasiswa UGM, UBB, UNS dan lain-lain itu juga turut membantu percepatan perubahan gaya hidup masyarakat. Mereka juga berjasa mengajarkan kepada masyarakat mengenai cara hidup yang baik,” tutupnya.
Sumber : https://www.belitungtimurkab.go.id/?p=3452
Leave a Reply