Pemerintah Kabupaten Kebumen telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam menyusul datangnya musim hujan. Hal ini dilakukan karena daerah ini memiliki wilayah rawan banjir dan tanah longsor yang tersebar di 295 desa dalam 26 kecamatan.
Kepala Dinas Kesbanglinmas Kebumen, Djoko Waluyo, seusai menghadap Bupati Kebumen Rustriningsih, Jumat (24/11) pagi menjelaskan, daerah rawan banjir di selatan itu antara lain Kecamatan Adimulyo, Kuwarasan, Bonorowo, Mirit, Petanahan dan Puring. Sedang di daerah utara meliputi Kecamatan Karanggayam, Karangsambung, Alian, Sempor, Padureso, dan Sadang.
Daerah rawan longsor di selatan meliputi Kecamatan Ayah, Rowokele, dan Buayan. “Hampir setiap musim hujan terjadi longsor, mengingat daerah tersebut berupa perbukitan yang terjal, ” katanya.
Bupati Kebumen, Hj Rustriningsih mengatakan, hampir seluruh daerah yang dipimpinnya itu rawan longsor dan banjir sehingga banyak bangunan yang rusak akibat bencana tersebut. Akibatnya dalam membangun daerah Pemkab Kebumen selalu dibayangi bencana alam.
Untuk menghadapi musim hujan tahun ini, menurut bupati, telah diadakan rapat koordinasi untuk mengantisipasi banjir dan longsor. Dalam rapat koordinasi ini melibatkan aparat Polres, Kodim, Dinkes, Tim SAR, Satpol PP, para Camat, Kepala Desa, Hansip, serta PMI. “Para camat di daerah rawan bencana, telah kami perintahkan untuk mendirikan Pos Satlak Penanggulangan Bencana (PB),” katanya.
Para Kades juga sudah mulai mendata, jumlah warga yang berada di daerah rawan bencana longsor maupun banjir sehingga jika terjadi musibah, proses evakuasinya lebih mudah.
Persediaan bahan makanan untuk para korban juga telah disediakan di Kesbanglinmas. Makan tersebut antara lain berupa 20 ton beras, 470 dus mi instan, 500 liter minyak goreng, 800 botol kecap, 1.000 kaleng sarden. Selain itu juga tersedia tenda, kantong plastik dan selimut dalam jumlah yang cukup.
Sumber : http://www.ampl.or.id/digilib/read/295-desa-di-kebumen-terancam-banjir-dan-longsor/41213
Leave a Reply