Merdeka.com – Memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal Anda selalu terjaga kebersihannya adalah salah satu langkah yang dapat Anda lakukan untuk menghindarkan diri dari serangan penyakit. Lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan yang disusul oleh perilaku.
Pengaruh lingkungan hidup terhadap kesehatan demikian penting sehingga banyak penyebab penyakit yang seringnya harus Anda cari di luar tubuh. Itu artinya, penting untuk menyelidiki seberapa bersih lingkungan tempat tinggal Anda. Hal ini lantas akan membawa Anda pada pemahaman tentang sanitasi.
Sanitasi adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003). Sanitasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang memengaruhi kesehatan manusia.
Sanitasi adalah faktor penting faktor penting yang harus diperhatikan, terutama sarana air bersih, ketersediaan jamban, pengolahan air limbah, pembuangan sampah, dan pencemaran tanah. Pembuangan tinja dapat secara langsung mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, air tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh.
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai apa itu sanitasi dan seberapa penting penerapan sanitasi yang baik terhadap standar kebersihan lingkungan dan kesehatan orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Pengertian Sanitasi
Mengutip dari publikasi poltekkes-denpasar.ac.id, berikut beberapa pengertian mengenai apa itu sanitasi yang perlu Anda pahami. Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan sebagai penjagaan kesehatan. Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit.
Sedangkan menurut Azawar mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Isnaini, 2014).
Sementara menurut World Health Organization (WHO), sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.BACA JUGA:
Wagub DKI Minta Warga Mampu di Ciracas Bantu Buat Septic Tank Maknai Pentingnya Kesehatan saat Pandemi, Sahabat Ganjar Renovasi Toilet Umum
Sedangkan menurut Notoatmodjo, sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.
Menurut Departemen Kesehatan RI, sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan.
Dari berbagai definisi sanitasi di atas, tampak jelas bahwa sanitasi ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Pada akhirnya jika kesehatan terganggu, maka kesejahteraannya juga akan berkurang. Karena itu, upaya sanitasi lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan.
Upaya Meningkatkan Sanitasi Lingkungan
Lingkungan dengan sanitasi yang buruk akan berdampak buruk pula bagi kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat muncul karena lingkungan yang bersanitasi buruk menjadi sumber perkembang biakan berbagai jenis penyakit. Agar terhindar dari berbagai penyakit tersebut, maka Anda harus terus menjaga lingkungan, khususnya rumah dan lingkungan sekitar agar selalu menerapkan sistem sanitasi yang baik.
Sebagian waktu manusia dihabiskan di rumah. Karena itu, kondisi rumah dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental penghuninya. Rumah yang sehat akan memberikan kesehatan penghuninya.
Selain sehat rumah juga harus aman dan perlu pula memperhatikan estetika agar dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan. Karena itu, dalam membangun rumah perlu diperhatikan hal–hal berikut ini agar sanitasi yang baik dapat tercipta, yaitu:
1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial.
Lingkungan fisik, biologis maupun sosial perlu diperhatikan dalam membangun rumah. Rumah di daerah pantai atau dataran rendah sebaiknya dibuat agar terhindar dari banjir. Langit-langit rumah dibuat lebih tinggi dan lebih banyak ventilasi udara untuk mengurangi panas.
Di daerah dataran tinggi atau di pegunungan, rumah sebaiknya dibuat agar ruangan dalam lebih hangat. Rumah di daerah rawan gempa juga perlu disesuaikan agar tidak mudah roboh. Bagi rumah yang dekat dengan hutan, dibuat agar aman dari serangan binatang buas.
Faktor sosial, juga perlu diperhatikan agar rumah tidak terkesan aneh, lain dari yang lain. Adat dan budaya setempat sebaiknya perlu diperhatikan dalam menentukan bentuk rumah karena biasanya merupakan hasil adaptasi dengan lingkungan fisiknya. Selain itu, tentu saja agar warisan budaya tetap terpelihara melalui bentuk rumah yang kita bangun.
2. Tingkat kemampuan ekonomi.
Bentuk dan ukuran rumah serta bahan yang akan digunakan sangat terkait pula dengan kemampuan ekonomi. Namun demikian, tidak berarti mengabaikan persyaratan keamanan, kesehatan dan kenyamanan.
Persyaratan tersebut tidak selalu harus dipenuhi dengan harga yang mahal. Sebagai contoh, untuk memenuhi tuntutan keamanan, kesehatan dan kenyamanan dapat pula digunakan bahan yang sederhana seperti bambu atau kayu.
Komitmen Pemda Prioritaskan Anggaran Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Pentingnya Keberlanjutan Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Jika rumah dibangun, maka lingkungan rumah harus terjaga kesehatannya. Rumah yang sehat memiliki sejumlah persyaratan, yaitu:
a. Bahan bangunan
Bahan bangunan tidak selalu harus mahal untuk memenuhi persyaratan kesehatan. Bahkan, di daerah pedesaan banyak alternatif bahan bangunan yang murah seperti bambu dan kayu lokal.
b. Ventilasi
Rumah yang sehat harus memungkinkan pertukaran udara dengan luar rumah. Karena itu, rumah harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup.
c. Cahaya
Rumah yang dibangun harus dirancang agar cahaya dapat masuk ke dalam rumah dalam jumlah yang cukup. Artinya, cahaya yang masuk tidak kurang dan tidak lebih. Rumah dan tidak terlalu banyak.
Jika ruangan dalam rumah kurang cahaya, maka udara dalam ruangan akan menjadi media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya, jika terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan dapat merusak mata. Cahaya yang lebih atau kurang tentunya juga akan mengurangi kenyamanan.
d. Luas bangunan rumah
Rumah yang sehat juga harus memperhatikan kepadatan penghuninya. Selain tidak nyaman, rumah yang jumlah penghuninya tidak sebanding dengan luas rumah juga tidak sehat, baik secara fisik maupun sosial. Setiap orang yang tinggal dalam rumah membutuhkan O2 yang cukup.
Jika penghuni terlalu banyak, maka kebutuhan O2 tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan setiap penghuni secara sehat. Selain itu, rumah yang terlalu padat (overcrowded) lebih memungkinkan terjadinya penularan berbagai jenis penyakit. Karena itu, luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.
e. Fasilitas-fasilitas di dalam rumah sehat
Sebuah rumah harus mempunyai fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kebutuhan dan aktivitas penghuninya. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan air bersih dan tempat pembuangan.
f. Halaman rumah
Halaman rumah, selain ditata secara estetis, juga perlu memperhatikan persyaratan kesehatan. Halaman rumah yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Upaya Menciptakan Sanitasi Lingkungan
Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan mengembangkan kebiasaan hidup sehat dan menciptakan sanitasi lingkungan yang baik. Kebiasaan hidup sehat dilakukan dalam berbagai cara seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah dan halaman secara rutin, membersihkan kamar mandi dan bak mandi secara rutin dan lain-lain.
Kebiasaan tersebut dapat memutus siklus perkembang-biakan berbagai jenis organisma pembawa penyakit. Gambaran tentang aktivitas-aktivitas untuk menciptakan sanitasi lingkungan yang baik adalah:
1. Mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat
Terjangkitnya penyakit seperti diare diakibatkan oleh kebiasaan hidup yang tidak sehat. Kebiasaan yang dimaksud adalah tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar atau kecil sembarangan, minum air yang belum dimasak secara benar dan lain-lain.
2. Membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin
Ruangan dalam rumah dapat menimbulkan berbagai penyakit jika tidak secara rutin dibersihkan. Perlengkapan rumah seperti karpet dan kursi berpotensi menjadi tempat mengendapnya debu.
Debu yang mengendap dan kemudian beterbangan di dalam ruangan dapat menimbulkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Debu juga dapat berfungsi sebagai media tempat menempelnya bakteri atau virus yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
3. Membersihkan kamar mandi dan toilet
Kamar mandi dan toilet merupakan bagian dari rumah yang paling kondusif untuk dijadikan tempat perkembangbiakan berbagai jenis organisma penyebab dan pembawa penyakit.
Lantai kamar mandi yang senantiasa lembap atau bahkan basah merupakan tempat yang cocok bagi berkembangnya bakteri atau mikroorganisma penyebab berbagai penyakit. Karena itu, kamar mandi dan toilet harus lebih sering dibersihkan dibanding ruangan lainnya.
4. Menguras, menutup dan menimbun (3M)
Bak atau tempat penampungan air dapat menjadi tempat yang sangat baik bagi perkembangbiakan nyamuk. Karena itu, bak dan tempat penampungan air harus dibersihkan dan dikuras secara rutin minimal satu minggu sekali. Tempat penampungan air diupayakan selalu tertutup.
Menutup tempat penyimpanan air dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk. Menutup tempat penampungan air juga mencegah masuknya organisma lainnya yang dapat menimbulkan penyakit seperti tikus dan kecoa.
Aktivitas menimbun dilakukan agar barang-barang di lingkungan tidak dijadikan sarang atau tempat perkembangbiakan organisma yang merugikan kesehatan. Kaleng, ban bekas, plastik dan lain-lain sebaiknya ditimbun jika tidak akan dipakai lagi.
5. Tidak membiarkan adanya air yang tergenang
Genangan air seringkali dianggap tidak membahayakan. Padahal, genangan air yang dibiarkan lama, terutama pada musim hujan dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Karena itu, barang-barang bekas yang sedianya dapat menampung air seperti botol, kaleng, ban bekas sebaiknya dikubur atau dihancurkan.
6. Membersihkan saluran pembuangan air
Air bekas mencuci, mandi, masak, dan air dari kakus akan masuk ke salauran pembuangan. Saluran tersebut biasanya terbuka dan air yang mengalir sangat kotor dari limbah cair maupun sampah. Jika dibiarkan, tempat tersebut menjadi sumber berbagai jenis penyakit dari organisma yang hidup di dalamnya. Karena itu, secara individu maupun bersama-sama dengan warga masyarakat lainnya, secara rutin saluran tersebut harus dibersihkan.
7. Menggunakan air yang bersih
Air menjadi salah satu komponen penting dalam kaitannya dengan kesehatan. Namun, Sebagian masyarakat kita masih menggunakan air yang tidak bersih untuk keperluan mencuci dan mandi serta memasak maupun minum. Selain itu, proses masak yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan penyakit. Karena itu, tidak heran jika banyak penyakit yang muncul karena faktor air.
Sumber : https://www.merdeka.com/jatim/sanitasi-adalah-upaya-membina-lingkungan-menjadi-lebih-sehat-pelajari-lebih-lanjut-kln.html
Leave a Reply