Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
- Happy
- Inspire
- Confuse
- Sad
Ma’ruf mendesak instansi terkait meningkatkan kinerjanya sehingga mencapai target yang sudah ditetapkan. Ketersediaan air minum dan sanitasi layak berkaitan dengan program pengentasan stunting di Indonesia. Saat membuka Asia International Water Week ke-2 pekan lalu, Ma’ruf menekankan tersedianya air bersih dan sanitasi bagi ibu hamil, bayi, dan balita akan berdampak 70 persen pada upaya penanganan stunting.
“Oleh karena itu, peningkatan akses air minum dan sanitasi sewajarnya menjadi prioritas dalam skema besar percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
Prevalensi stunting di Indonesia saat ini tercatat di angka 24,4 persen. Sementara pemerintah menargetkan stunting turun hingga 14 persen pada 2024. “Artinya, sekitar dua tahun ke depan, kita harus bisa menurunkan prevalensi stunting hingga lebih dari 10 persen,” ungkap Ma’ruf.
Menurut dia, permasalahan stunting mendesak untuk diatasi karena kerugian yang ditimbulkannya tidak sedikit. Terkait kualitas SDM, stunting menyebabkan penurunan kecerdasan dan kemampuan kognitif, serta terganggunya metabolisme tubuh yang akan menurunkan produktivitas di masa depan. Selain itu, berdasarkan kajian Bank Dunia, kerugian ekonomi akibat stunting dan kekurangan gizi lainnya sebesar 2-3 persen terhadap total PDB.
Sumber : https://www.medcom.id/nasional/politik/Zkev12PK-wapres-akui-kenaikan-akses-air-bersih-dan-sanitasi-layak-tidak-signifikan
Leave a Reply