Program Jamban Sehat di Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari Program Pembangunan 3.500 Jamban Sehat di Jawa Tengah.
Pada tanggal 28 Februari 2022, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Jajaran Kodim 0701/Banyumas meninjau pembangunan jamban yang dilaksanakan di 2 desa prioritas yakni Kecamatan Pekuncen dan Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, yang ditempuh 2 jam perjalanan dari Kota Purwokerto, Jawa Tengah.
Pembangunan jamban sehat di Banyumas dilakukan sebanyak 226 jamban di 24 desa, kondisi ini mengingat desa tersebut merupakan desa yang sebagian masyarakatnya masih memiliki kesulitan dalam akses sanitasi yang bersih dan layak. Masyarakat harus pergi ke kebon, semak-semak atau sungai terdekat untuk dapat buang air besar. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan terutama ketika musim hujan datang dan kondisi malam yang rentan terhadap ancaman ular.
Program Jamban Sehat di Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari Program Pembangunan 3.500 Jamban Sehat di Jawa Tengah.
Sebelum dibangun jamban yang layak dan sehat, umumnya warga jika ingin buang air besar harus ke kebon bambu, kolam belakang rumah (air tidak mengalir), ataupun sungai.
Salah satu warga yang mendapatkan bantuan dalam program Jamban Sehat ini adalah Ibu Rimpen, warga Desa Pekuncen. Sehari-hari Rimpen tinggal bersama anak, menantu, dan cucunya yang baru lahir. Ibu Rimpen sudah puluhan tahun menempati rumahnya namun belum dapat membangun jamban sendiri. Terpaksa, untuk kegiatan buang air besar (BAB), ia dan seluruh keluarganya pergi ke hutan bambu (kebon) untuk buang air besar dan apabila hujan besar mereka akan menumpang di toilet umum musala. “Matur nuwun (terima kasih) Bapak-bapak TNI, pemerintah dan Tzu Chi yang sudah membantu kami,” katanya.
Warga lainnya adalah Muffidah, warga Desa Sidamulih yang tinggal sendiri. Sebelumnya ia harus menumpang ke rumah anaknya untuk pergi buang air besar. “Saya biasanya jalan ke rumah anak saya, ya dari dulu tidak punya jamban. Saya senang mendapatkan bantuan dan saya akan menggunakan jamban ini baik-baik,” kata Muffidah.
“Matur nuwun (terima kasih) Bapak-bapak TNI, pemerintah dan Tzu Chi yang sudah membantu kami,” kata Ibu Rimpen.
Muffidah, warga Desa Sidamulih sebelumnya harus menumpang ke rumah anaknya untuk pergi buang air besar.
Rasa senang karena akhirnya bisa memiliki jamban sendiri juga dirasakan oleh Mustafid, warga Desa Sidamulih. Sehari-hari Mustafid bekerja sebagai pengumpul getah pinus yang tinggal dengan istri dan 4 anaknya. “Saya tidak menyangka bisa memiliki jamban sendiri. Sebenarnya ingin bisa memiliki jamban sendiri, tetapi dengan pendapatan yang pas-pasan ini sangat sulit terwujud,” ungkap Mustafid.
“Dulu sebelum ada jamban, kalau mau buang air harus di atas kolam belakang rumah, kasihan liat anak masih kecil kalo malam dan hujan mau buang air, sangat terima kasih Buddha Tzu Chi, pemerintah Jawa Tengah dan TNI atas bantuan ini,” kata Mustafid bersyukur.
Sebelum ada jamban, keluarga Mustafid kalau buang air harus di atas kolam belakang rumah. “Kasihan liat anak masih kecil kalo malam dan hujan mau buang air, sangat terima kasih Buddha Tzu Chi, pemerintah Jawa Tengah dan TNI atas bantuan ini,” kata Mustafid bersyukur.
Setelah terbangun jamban oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kodam Diponegoro, masyarakat merasa bersyukur bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan memiliki jamban sehat sehingga tidak perlu lagi pergi ke sungai, hutan bambu, atau kolam. Dan yang lebih penting lagi, sanitasi warga kini menjadi lebih bersih dan sehat, yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan kehidupan masyarakat.
Jamban : https://www.tzuchi.or.id/read-berita/jamban-sehat-tzu-chi-untuk-sanitasi-yang-lebih-baik/9968
Leave a Reply