Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman telah meresmikan Program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), pada Senin (2/12/2019) kemarin.
Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah pedesaan agar dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, serta meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menjelaskan bahwa program ini telah dimulai sejak tahun 2017, dan sasaran awalnya adalah lima desa di Kecamatan Prambanan.
Program ini terus meningkat menjadi 10 desa sasaran di tahun berikutnya.
“Di tahun 2019, Program Pamsimas diselenggarakan di 25 desa di 11 kecamatan yakni Ngemplak, Turi, Ngaglik, Pakem, Berbah, Kalasan, Sleman, Seyegan, Cangkringan, Moyudan dan Tempel. Jumlah ini meningkat 150% dibandingkan tahun sebelumnya,” jelasnya.
Pembangunan Pamsimas ini memanfaatkan sejumlah sumber dana yakni APBN sebesar Rp 4,9 miliar, dana APBD sebesar Rp 1,75 miliar dan dana dari APB Desa sebesar Rp 950 juta.
Di samping itu program Pamsimas juga dibiayai dana dari kelompok masyarakat berupa dana Incash sebesar Rp 380 juta dan dana In-Kind sebesar Rp1,4 juta.
Keseluruhan dana yang dimanfaatkan dalam program Pamsimas adalah Rp 9,4 miliar.
Sri Purnomo menyampaikan bahwa pembangunan Pamsimas diperuntukkan membangun jaringan air bersih di 25 desa yang dimanfaatkan oleh 6.261 KK artau 27.750 jiwa.
Di samping itu Pamsimas juga dimanfaatkan untuk membangun sarana cuci tangan di 132 sekolah dasar sebanyak serta 138 Taman Kanak-kanak.
“Pembangunan Pamsimas merupakan pembangunan yang terus melibatkan masyarakat. Diharapkan dengan keterlibatan masyarakat, maka kemanfaatan program Pamsimas sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Sumber : https://jogja.tribunnews.com/2019/12/09/25-desa-di-sleman-terlayani-akses-pelayanan-air-minum-dan-sanitasi
Leave a Reply