INDONESIA RUGI RP 56 TRILIUN PER TAHUN AKIBAT SANITASI BURUK
Demikian disampaikan Yosa Yuliarsa Regional Communications Specialist dari World Banks Water and Sanitation ProgramEast Asia and the Pacific (WSP-EAP) saat berbicara di Media Seminar yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya di Jakarta, Kamis (18/12).
Selain Yosa, pembicara lain adalah Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Ditjen Cipta Karya Departemen PU, Susmono, dan Ditrektur Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, Wan Al Kadri.
Susmono menambahkan, sanitasi yang buruk juga menyumbang dampak ekonomi tak sedikit pada produksi air bersih di Indonesia. Hal itu tak lepas dari tercemarnya sungai-sungai di Indonesia yang sebagian besar dimanfaatkan PDAM setempat sebagai sumber air minum.
Susmono menyimpulkan, dampak ekonomis dari tingkat BOD pada sungai tersebut terhadap biaya produksi air minum adalah sebesar Rp 8 – Rp 325 per m3 atau sebesar 2 persen – 82 persen dari tarif air rata-rata saat itu (Rp 400).
Yosa Yuliarsa menambahkan, sanitasi harus dimulai dari level rumah per rumah, hal itu masuk akal karena dari prilaku higiene masing-masing sudah banyak merubah pengaruh sanitasi terhadap pencemaran air, seperti cuci tangan pakai sabun, tidak membuang limbah sembarangan, dll.
Yosa kemudian menyebut beberapa dampak, salah satunya adalah dampak terhadap kesehatan yang paling tinggi terkena imbasnya, yakni hampir Rp 30 triliun per tahun. Sedikitnya 90 juta kejadian diare di Indonesia tiap tahunnya disebabkan karena sanitasi yang buruk. Dampak kesehatan tersebut setidaknya secara langsung menyumbang 30 ribu kematian anak tiap tahun.
Sedangkan sumbangan yang tak langsung, lanjut Yosa, misalnya malnutrisi, infeksi, dll adalah 50 ribu per tahun. Pada skala dunia, tiap 15 detik satu orang anak mati karena diare atau 5.760 anak meninggal per harinya. Kematian akibat diare adalah jenis kematian yang dapat dicegah. Oleh karenanya perlu perbaikan sanitasi. Penelitian mencatat, sekitar 90 persen penyebab diare adalah makanan dan minuman yang tercemar tinja.
Cara paling murah dan mudah dilaksanakan adalah cuci tangan pakai sabun pada lima momen penting (terutama oleh seorang ibu), yaitu sebelum menyiapkan makanan, sebelum memberi makan pada anak, sebelum makan, sebelum bersihkan Buang Air Besar (BAB), dan setelah BAB. Dari data yang diteliti, cuci tangan pakai sabun mampu menolak sekitar 45%-50% dari penularan penyakit, ungkap Yosa.
Sumber : https://pu.go.id/berita/indonesia-rugi-rp-56-triliun-per-tahun-akibat-sanitasi-buruk
Leave a Reply