Sudah 73 tahun Indonesia merdeka. Namun, menurut data Kementerian Kesehatan, baru 74,55 persen atau 48 juta kepala keluarga yang memiliki akses sanitasi. Artinya, 26 persen lainnya masih buang air sembarangan.
“Jika dibandingkan dari 2015 hingga 2018, sebenarnya meningkat jumlah desa yang melakukan stop buang air besar sembarangan,” tutur Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Pada 2015 hanya terdapat 4.557 desa. Sementara itu, tahun lalu jumlahnya 17.751 desa. Artinya, ada peningkatan 13.194 desa.
Menurut Nila, sanitasi buruk tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, tapi juga ekonomi negara. Indonesia mengalami kerugian ekonomi Rp 56,7 miliar per tahun akibat sanitasi yang buruk. Dana sebanyak itu digunakan untuk membayar ongkos pengobatan dan akomodasi akibat buntut dari sanitasi buruk.
Tahun lalu Kemenkes mulai memberikan penghargaan kepada wilayah yang telah mencapai 100 persen pilar STBM. Ada 23 kabupaten/kota dan 1 provinsi di Indonesia yang mendapat penghargaan STBM kategori pertama, yakni warganya sudah 100 persen tidak BAB sembarangan.
Sumber : https://www.jawapos.com/kesehatan/health-issues/20/01/2019/sanitasi-buruk-pengaruhi-ekonomi-negara-picu-kerugian-rp-567-miliar/
Leave a Reply