Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 827 ribu orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah meninggal setiap tahunnya karena air, sanitasi, dan kebersihan yang tidak memadai. Angka ini mewakili sekitar 60 persen dari total kematian akibat diare.
Sanitasi yang buruk diyakini menjadi penyebab utama dalam sekitar 432 ribut kasus kematian ini. Diare tetap menjadi penyebab utama tingginya angka kematian ini, tetapi sebagian besar kasusnya bisa dicegah. Air yang lebih baik, sanitasi, dan kebersihan dapat menekan angka kematian 297 ribu anak berusia di bawah 5 tahun setiap tahunnya.
Penyakit Akibat Sanitasi yang Kurang Baik
Sanitasi yang buruk memicu terjadinya banyak penyakit yang mudah menyerang tubuh. Sayangnya, kondisi ini masih cenderung diabaikan oleh masyarakat, terlebih pada golongan menengah ke bawah yang tinggal di lingkungan padat penduduk. Hati-hati, karena selain diare, penyakit ini rentan terjadi pada wilayah dengan sanitasi yang kurang baik:
- Kolera
Kolera menjadi penyakit lainnya yang ditularkan melalui media air yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Penyakit ini telah menjadi epidemi di banyak negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika. Kolera bisa mengakibatkan seseorang mengalami diare parah dan berbahaya bagi orang-orang yang mengalami kekurangan gizi.
- Infeksi Pernapasan Akut
Menunjukkan angka kematian sebesar 4,2 juta setiap tahunnya dengan 1,6 juta adalah anak di bawah usia 5 tahun, infeksi pernapasan akut turut menyumbang tingginya akngka kematian di negara berkembang.
Meskipun sanitasi tidak terkait langsung dengan infeksi pernapasan akut, studi yang dipublikasikan dalam PLOS Medicine mengemukakan bahwa infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang dialami oleh anak-anak di Ghana yang mengalami malnutrisi disebabkan karena diare. Jadi, sanitasi bisa menjadi intervensi yang cukup kuat terhadap infeksi pernapasan akut.
- Schistosomiasis
Masalah kesehatan satu ini terbilang sebagai penyakit karena infeksi parasit yang mematikan di dunia. Schistosomiasis terjadi karena jenis cacing pipih tertentu yang masuk dan menembus kulit manusia yang ditularkan melalui feses manusia yang telah terkontaminasi.
Berdasarkan laman National Academy of Sciences, gejala schistosomiasis meliputi ruam gatal, demam, menggigil, dan nyeri. Efek yang lebih serius termasuk kerusakan pada organ kandung kemih, hati, dan ginjal, gangguan pada sistem saraf, dan terhambatnya perkembangan kognitif pada anak.
- Demam Tifoid
Demam tifoid menjadi salah satu jenis infeksi karena Salmonella typhi yang cukup membahayakan. Infeksi penyakit ini terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi dan terkadang kontak langsung dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Meski bisa ditangani dengan pemberian antibiotik, tanpa adanya sanitasi yang baik, penularan tetap bisa terjadi kembali.
Jadi, jangan pernah remehkan pentingnya menjaga sanitasi lingkungan dan air di rumah dan luar rumahmu. Kalau kamu merasa ada gejala yang tidak biasa pada tubuh, tanyakan pada dokter agar kamu mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai. Gunakan saja aplikasi Halodoc, karena kamu bisa chat dengan dokter kapan saja dan di mana saja, bahkan bisa lebih mudah jika ingin berobat ke rumah sakit terdekat.