Sanitasi yang sehat bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan juga kesehatan. Lantas apa pengertian, jenis, dan manfaat sanitasi? Simak di bawah ini ya!
Pengertian Sanitasi
Menurut Suparlan yang dikutip dalam Jurnal Poltekkes Yogyakarta, sanitasi adalah suatu upaya mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik sehingga munculnya penyakit yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sementara itu, Endang Maryanti dkk dalam bukunya Faktor Pemicu Terjadi Diare Berdasarkan Kepada Sanitasi Lingkungan, pengertian sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya.
Dengan kata lain sanitasi menyangkut upaya pengendalian yang dilakukan di semua faktor lingkungan fisik manusia, seperti air, kelembaban udara, suhu, tanah, angin, rumah, dan benda mati lainnya. Sebab, lingkungan yang buruk berpotensi memberikan efek negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,7 miliar orang masih belum memiliki layanan sanitasi dasar seperti toilet atau jamban pribadi. Dari jumlah tersebut 494 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka, misal di selokan, di balik semak-semak atau di sungai. Tak hanya itu, sekitar 10% populasi dunia diperkirakan masih mengkonsumsi makanan yang diairi oleh air limbah.
WHO menyebut dampak negatif dari sanitasi buruk yakni mengurangi kesejahteraan manusia, berdampak pada pembangunan sosial dan ekonomi, meningkatnya potensi pelecehan seksual, dan kehilangan kesempatan untuk bekerja dan memperoleh pendidikan. Terlebih, sanitasi buruk berisiko meningkatkan potensi penularan penyakit, seperti diare, kolera, disentri, tipus, infeksi cacing usus, dan polio.
Jenis Sanitasi
Sanitasi memiliki beberapa jenis. Menurut Public Health, berikut 7 jenis sanitasi:
1. Sanitasi Dasar
Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dimiliki setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-harinya. Sanitasi dasar ini meliputi penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
2. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya yang mempunyai dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan itu mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, dan sebagainya.
3. Sanitasi Berbasis Wadah
Sanitasi berbasis wadah ini mengacu pada sistem sanitasi di mana kotoran manusia dikumpulkan dalam wadah (kontainer) yang dapat ditutup dan dapat dilepas yang diangkut ke fasilitas pengolahan. Sanitasi berbasis wadah ini biasanya diberikan sebagai layanan yang melibatkan penyediaan toilet portabel, dan pengumpulan kotoran yang ditanggung pengguna.
Dengan lingkungan yang sesuai, sistem sanitasi ini bisa digunakan untuk menyediakan pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan kotoran yang aman bagi penduduk perkotaan berpenghasilan rendah dengan biaya yang lebih murah dibandingkan memasang dan memelihara saluran pembuangan.
4. Sanitasi Berbasis Masyarakat
Sanitasi berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan untuk mengubah perilaku, khususnya masyarakat perkotaan dengan proses ‘pemicu’ yang mengarah pada kebiasaan buang air besar sembarangan. Sistem sanitasi ini menggunakan pendekatan yang berfokus pada perubahan perilaku dan kesadaran masyarakat bukan pembangunan sarana secara fisik.
5. Sanitasi Ekologis
Menurut Yeang (2006) dalam Jurnal Ronim Agung yang diterbitkan Universitas Negeri Semarang, sanitasi ekologis adalah suatu sistem yang memanfaatkan limbah manusia dan mengubahnya menjadi sumber energi yang berharga yang dapat digunakan untuk pertanian tanpa menimbulkan polusi dan menghemat air serta mencegah pencemaran air.
Teknologi pengolahan limbah yang bisa digunakan dalam sanitasi ekologis di antaranya menggunakan bakteri pencerna limbah, dan fermentasi sampah menggunakan anaerobik yang menghasilkan biogas.
6. Sanitasi Darurat
Sanitasi darurat biasanya dilakukan saat terjadi bencana alam atau bantuan di lokasi pengungsian. Ada tiga fase darurat yakni fase segera, jangka pendek, dan jangka panjang.
Berikut penjelasannya:
a. Fase Darurat
Pada tahap ini fokus tindakan pada pengelolaan buang air besar sembarangan, jamban dasar, toilet ember.
b. Fase Jangka Pendek
Pada fase ini bisa jadi melibatkan teknologi seperti toilet kering yang mengalihkan urine, tangki septik, sistem air limbah yang terdesentralisasi. Penyediaan tempat cuci tangan dan pengelolaan tinja menjadi bagian dari fase ini.
c. Fase Jangka Panjang
Pada tahap ini meliputi upaya pemulihan dan penyelesaian. Fase ini bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan penduduk terdampak.
7. Sanitasi Kering
Sanitasi kering merupakan salah satu jenis sanitasi yang tidak terlalu populer. Sistem sanitasi ini biasanya mengacu pada sistem yang menggunakan jenis toilet kering dan tidak ada saluran pembuangan untuk mengangkut kotoran. Seringkali yang dimaksud dengan sanitasi kering ini adalah sanitasi yang menggunakan toilet kering dan mengalihkan urine.
Manfaat Sanitasi yang Sehat
Sanitasi yang sehat memberikan banyak manfaat positif bagi kehidupan masyarakat. Mengutip WHO dan Oksfriani Jufri Sumampouw dalam bukunya Kesehatan Lingkungan Kawasan Pesisir, berikut manfaat sanitasi yang sehat:
Mencegah penyakit menular.
Mencegah dan mengurangi keparahan sebagai dampak malnutrisi.
Mencegah timbulnya bau tidak sedap.
Menghindari pencemaran.
Mengurangi jumlah persentase sakit.
Lingkungan menjadi bersih, sehat, dan nyaman.
Berpotensi pemulihan air, energi terbarukan dan nutrisi dari limbah tinja.
Mengurangi kelangkaan air melalui penggunaan air limbah yang aman untuk irigasi terutama di daerah yang paling terkena dampak perubahan iklim.
Sumber : https://sisninja.kotabogor.go.id/Blog/detail/apa-itu-sanitasi