Jumlah kasus kusta di Indonesia masih menempati peringkat ketiga dunia. Salah satu faktornya adalah kondisi kebersihan lingkungan. Lalu, bagaimana korelasinya?
Sebuah yayasan nirlaba yang bergerak di penanganan kusta yaitu NLR Indonesia bersama KBR dan Universitas Airlangga Surabaya telah melaksanakan kegiatan SUKA (Suara untuk Indonesia Bebas dari Kusta) Goes To Campus pada 20 September 2023 di Kampus C, Universitas Airlangga.
Topik yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Sanitasi dan Penyakit Kusta, apa korelasinya?”. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga kampus dan mendorong aksi nyata khususnya mahasiswa ilmu kesehatan tentang penyakit tropis terabaikan yang salah satunya adalah kusta.
Kegiatan ini dilakukan karena Indonesia masih menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah kasus kusta tahunan antara 15.000 hingga 17.000 kasus selama lebih dari satu dekade setelah India dan Brazil.
Selain pengetahuan publik yang minim tentang penyakit menular ini, kondisi kebersihan lingkungan dan imunitas tubuh disinyalir menjadi faktor risiko penularan penyakit kusta.
Kondisi kebersihan tempat tinggal dan sanitasi dapat dinilai dari berbagai aspek, seperti lingkungan fisik, akses air bersih, keberadaan toilet, akses pembuangan sampah, dan pembuangan limbah rumah tangga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Airlangga pada 2019, ditemukan bahwa ada hubungan erat antara kondisi fisik dari tempat tinggal, akses air bersih, keberadaan jamban, akses buang sampah dan tingkat kebersihan diri dengan penyakit kusta pada wanita di Kabupaten Gresik.
“Diharapkan mahasiswa sebagai agent of change, cendekiawan dan penggerak perubahan kearah yang lebih baik serta dapat meningkatkan motivasi dalam memberikan sumbangsih pada penanganan kusta di Indonesia,” ujar Asken Sinaga sebagai Direktur Eksekutif NLR Indonesia.
“Hal ini bisa melalui pengetahuan, penelitian, pengabdian dan pengembangan pada isu kusta yang komprehensif dan inovatif di era digital,” tambahnya.
Adanya kegiatan ini diharapkan mereka dapat berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar seputar kusta dan stigma.
Mahasiswa juga makin termotivasi untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan dalam penanganan kusta melalui cara-cara yang kreatif dan berkesinambungan di era digital ini.
Dan juga makin banyak mahasiswa ilmu kesehatan yang berminat bekerja untuk penyakit tropis terabaikan terutama kusta.
Acara ini selain dihadiri oleh Asken Sinaga juga dihadiri oleh Dr. M. Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes sebagai Wakil Dekan FKM Universitas Airlangga, dr. Regitta Indira Agusni, Sp.DVE sebagai Staf Departemen Dermatologi dan Venereologi FK Unair/RSUD dr. Soetomo.
Tidak hanya itu, dr. Christina Widaningrum, M.Kes sebagai Technical Advisor NLR Indonesia dan M. Darajat sebagai Orang Yang Pernah Mengalami Kusta juga ikut serta mengikuti acara ini.
Kegiatan ini juga disiarkan melalui Youtube oleh NLR Indonesia and Radio Jaringan KBR sehingga memberi kesempatan sebanyak mungkin peserta untuk terlibat.
Kegiatan SUKA Goes To Campus merupakan rangkaian proyek SUKA yang di inisiasi NLR Indonesia sejak 2021 untuk mengedukasi publik secara berkelanjutan tentang kusta dan konsekuensinya.
Proyek ini menggandeng media, komunitas blogger, universitas, sektor swasta, organisasi profesi dan organisasi penyandang disabilitas.
Yayasan NLR Indonesia merupakan organisasi independen milik bangsa Indonesia dan merupakan anggota dari NLR Alliance di Belanda. NLR Indonesia melanjutkan kerja-kerja penanganan kusta yang telah dilakukan NLR International di Indonesia sejak 1978.
NLR Indonesia bekerja sama atau bermitra dengan siapa saja yang memiliki nilai, niat dan semangat yang sama dalam kerangka sistem dan budaya di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kusta dan konsekuensinya.
Sumber : https://kbr.id/berita/10-2023/sanitasi-dan-kasus-kusta-apa-korelasinya-/112758.html