Pemerintah telah menetapkan 88 kawasan di Indonesia sebagai Kawasan Strategis Pariwisatan Nasional (KSPN), tiga diantaranya menyandang status Kawasan Prioritas Pariwisata Nasional Kawasan yakni Danau Toba dan sekitarnya (Sumatera Utara), Kawasan Mandalika dan sekitarnya (Nusa Tenggara Barat) dan Kawasan Borobudur Yogyakarta Prambanan (BYP; Jawa Tengah dan DIY). Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman sebagai salah satu Key Tourism Area dari Kawasan BYP memiliki banyak potensi wisata seperti Candi Prambanan, Candi Barong, Candi Ijo, Tebing Breksi dan beberapa destinasi wisata lainnya.
Namun di samping berbagai potensi tersebut, Prambanan juga merupakan wilayah rawan kekeringan. Hampir setiap tahun wilayah Kecamatan Prambanan mengalami krisis air bersih pada musim kemarau terutama di wilayah Desa Sumberharjo, Gayamharjo dan Wukirharjo yang lokasinya berada di atas. Ketiga desa tersebut kerap hanya bergantung pada penyaluran air menggunakan tangki. Pemerintah Kabupaten Sleman terus mengupayakan solusi permasalahan air di wilayah tersebut, salah satunya dengan upaya pengalihan pengelolaan sistem penyediaan air minum ke Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM).
Dinas PUPKP Kabupaten Sleman di tahun anggaran 2020 ini melaksanakan pembangunan pipa distribusi utama dari Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPA) Pendekan. IPA dengan kapasitas debit sekitar 20-25 liter/detik yang semula dimaksudkan untuk menyalurkan air ke IKK Berbah, diharapkan dapat turut menyuplai sebagian wilayah Kalasan, Berbah dan Prambanan. Untuk desa-desa yang rawan kekeringan di Kecamatan Prambanan, dialokasikan air sebanyak 8,2 liter/detik. Dengan alokasi air tersebut diharapkan sebagian besar permasalahan air di Prambanan dapat teratasi.
Dalam rangka alih kelola dari Organisasi Pemelihara dan Pengelola Air (OPPA) Prambanan ke PUDAM, dilaksanakan uji coba pengaliran air selama 6 (enam) bulan oleh PUDAM dengan tetap melibatkan pihak OPPA. Sampai dengan Selasa (21/07) telah dilaksanakan uji coba pengaliran air selama 5 hari terhitung mulai hari Kamis (16/07) dengan durasi 15 jam per hari. Pengaliran air ini dilakukan dengan sistem pemompaan berselang, yaitu 1 jam beroperasi dan 1 jam berhenti. Air dialirkan ke bak reservoir dengan memanfaatkan bakābak yang telah dibangun oleh Satker Penyediaan Air Baku (PAB) Ditjen Sumber Daya Air pada tahun 2003-2004.
Meski masih ada beberapa kendala baik di pipa distribusi utama maupun pipa distribusi pembagi, suplai air selama uji coba relatif lancar mulai dari Bak Reservoir I di lokasi Sambisari Desa Wukirharjo, Bak II di lokasi Losari Desa Wukirharjo dan Bak III di Mintorogo Desa Gayamharjo. Dari uji coba tersebut dapat diketahui terdapat 1 tempat yang harus dibenahi pada jaringan pipa distribusi utama. Selain itu terdapat kebocoran di beberapa lokasi pada jaringan pipa distribusi pembagi karena usia bangunan yang sudah lama. Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi sistem jaringan yang tersedia secara menyeluruh dan koordinasi antara PUDAM, Dinas PUPKP, masyarakat (OPPA) serta pihak-pihak yang terkait.
Saat uji coba berlangsung pada hari Jumat (17/07), sejumlah 400 KK/rumah telah teraliri air dengan cukup lancar, meski pada hari berikut mengalami sedikit penurunan. Hal tersebut dikarenakan masih adanya beberapa kebocoran (terutama pipa distribusi pembagi yang lama) dan pengaturan waktu on off dari pompa pendorong di Pendekan. Hal tersebut di ungkapkan oleh Pak Prianto yang akrab disapa dengan Pak Brewok pada kesempatan peninjauan/pengecekan proses uji coba PUDAM oleh Bappeda, Dinas PUPKP dan Bagian Pembangunan pada Selasa (21/07).
Uji coba ini merupakan langkah awal revitalisasi penyediaan dan pengelolaan air minum di wilayah Prambanan, sehingga diharapkan kedepan seuruh masyarakat Sleman dapat memperoleh air minum yang layak.
Sumber : https://bappeda.slemankab.go.id/bersiap-hadapi-kemarau-pdam-lakukan-uji-coba-suplai-air-minum-di-prambanan.slm