Pedesaan merupakan wilayah yang banyak mengalami kesulitan akses air bersih. Ketersediaan dana juga menjadi tantangan dalam mewujudkan 100 persen air bersih ini. Salah satu upaya efektif mengatasi persoalan itu adalah mengoptimalkan potensi perusahaan air baik di pedesaan maupun perkotaan.
Organisasi berbasis komunitas untuk menyediakan layanan air dan sanitasi bagi masyarakat terutama bagi kesehatan digagas dalam program Water Credit oleh Water.org.
“Memang masalah krisis air bersih tak lepas dari diare dan stunting. Tentu yang harus dilakukan adalah peningkatan kualitas air. Ketika sistem itu terbangun, kami uji kualitas lab bahwa itu memang layak,” kata Country Manager Water.org Rachmad Hidayat dalam konferensi pers, Jumat (23/11).
Caranya dengan membuat sistem pengolahan air sungai dengan meningkatkan kualitasnya. Hal itu juga dilakukan di wilayah Indonesia Timur seperti Sulawesi Selatan dan Lombok.
“Memang kalau demand permintaan secara geografis cukup tinggi, seperti Papua demand. Namun sayangnya di sana belum ada lembaga keuangan yang bekerja sama,” katanya.
Tak hanya air bersih, tetapi edukasi perubahan perilaku masyarakat untuk menjaga kebersihan juga terus dikampanyekan. Salah satu warga Boyolali, Karmidi menjelaskan desanya yaitu Desa Juwangi di Kecamatan Juwangi mendapatkan pembiayaan dari Water Credit, Water.org bekerja sama dengan pihak swasta PT Tirta Investama (Danone-AQUA) dalam rangka penyehatan lingkungan. Pembiayaan tersebut dilakukan terhadap Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Jolotundo.
“Sebelum ada program ini, wilayah kami lokasinya dekat hutan. Buang air besar pun sembarangan. Kami sosialisasi ke masyarakat dengan jamban sederhana dan Mandi Cuci Kakus (MCK). Sebelum adanya itu, penyakit diare memang banyak,” kata Karmidi.
Karmidi juga bercerita sebelum adanya akses air bersih, sumur warga saat musim kemarau mengalami kekeringan. Sehingga warga harus berjalan kaki ke desa sebelah membawa jerigen untuk mengambil air. Jaraknya bisa mencapai puluhan kilometer.
“Biasanya kami ambil ke desa sebelah di mana ada mata airnya dengan menggunakan jerigen,” tuturnya.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menjelaskan kesehatan tak hanya lahir melalui makanan, minuman, serta gaya hidup masyarakat. Akan tetapi juga berasal dari lingkungan yang sehat.
“Kami bekerja sama mengelola dana yang kami terima dari konsumen melalui program 1 untuk 10 sebelumnya, untuk mewujudkan sarana akses air bersih di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu sejalan dengan visi misi Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030,” tutup Karyanto.
Sumber : https://www.jawapos.com/health-issues/0131076/potret-sulitnya-air-bersih-picu-diare-dan-masalah-sanitasi