Warga Kampung Kaca Kaca Dua RT 02 RW 03, Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jabar, kini tidak lagi melakukan aktivitas buang air di sembarang tempat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) membuat program Sanitasi Berbasis Masyarakat (sanimas).
Sanimas tersebut tidak hanya menyediakan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). Namun dilengkapi dengan pemipaan Instalasi Pengolahan Limbah (ipal).
Dalam keteranga tertulis dari Pemprov Jabar, Senin (20/11/2017), peresmian Sanimas dilakukan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) di Kampung Kaca-Kaca Dua RT 02 RW 03, Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (17/11/17).
Menurut Demiz, sanitasi adalah salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat. Pemprov Jabar telah menggelontorkan anggaran hingga Rp 611 miliar untuk program sanitasi pada 2015-2016.
“Ini (anggaran sanitasi) yang terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia,” ujar Demiz.
Menurut Demiz, kesehatan merupakan salah satu program yang sangat diperhatikan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Sebab jika tidak sehat bagaimana masyarakat bisa bekerja.
“Bagaimana kita bisa bekerja, bagaimana anak-anak bisa sekolah? Betapa pentingnya derajat kesehatan masyarakat ini,” lanjutnya.
Anggaran tersebut telah berhasil membantu program sanitasi di berbagai desa di 18 kabupaten di seluruh Jawa Barat. Selain itu, hingga saat ini pemerintah pusat dan Islamic Development Bank (IDB) juga telah mengucurkan anggaran masing-masing Rp 56 miliar dan Rp 26 miliar untuk program sanitasi.
“Kita harapkan ini bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jadi, makanya kalau sudah ada ini (sanimas) dirawat baik-baik bapak/ibu ya, supaya anak-anak kita kelak menjadi tumbuh dengan sehat, mereka (anak-anak) bisa sekolah setinggi-tingginya,” ajak Demiz di hadapan ratusan masyarakat Kampung Kaca Kaca Dua.
Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat Bambang Rianto menjelaskan, air limbah dari MCK disalurkan melalui pipa ke dalam ipal. Sehingga setelah dilakukan pemrosesan di ipal, air sisa limbah yang dialirkan ke sungai sudah bersih dengan bioda atau tingkat pencemarannya di bawah 30 miligram per liter.
“Jadi, jaringan pemipaan ini dengan pengolahannya ipal komunal. Ipal ini temuan terbaru dari Kementerian PU (Pekerjaan Umum). Ini pengolahannya lebih baik karena disediakan sembilan kopartemen (lapisan penyaring) rumah bakteri dari botol-botol mineral dimodifikasi,” papar Bambang.
“Dan (lapisan) terakhir ada kompartemen karbon aktif dari arang. Yang kita terapkan seperti itu, sehingga kita lihat efluence (hasil akhir proses Ipal) bagus, sudah bersih dan sudah memenuhi syarat,” tambahnya.
Program Sanimas ini pun disambut baik oleh masyarakat Desa Pasirmulya. Kepala Desa Pasirmulya Rukma Supriyadi mengatakan, bahwa sebelum ada program Sanimas ini, masyarakat di desanya khususnya di Kampung Kaca Kaca Dua ini melakukan aktivitas buang air di sungai atau dilakukan di sembarang tempat.
“Namun setelah ada bantuan dari Pemprov Jabar, yaitu ada program sanimas, masyarakat sekarang bisa buang air di rumah masing-masing,” kata Rukma.
Leave a Reply