• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Home
  • blog
  • Sanitarian Kit`
  • Kesling Kit
  • Cetakan Jamban
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami

Sanitarian Kit

Distributor Sanitarian Kit

Berbekal Jamban, Diundang ke Vietnam

February 25, 2022 by info_zb324480 Leave a Comment

PENAMPILANNYA sederhana. Gaya bicaranya pun ceplas-ceplos dan terbuka. Dengan ramah, pula ia pun menyambut kedatangan Suara Merdeka saat berkunjung ke rumahnya yang ada di Jalan Jatidiri, Dusun Krajan RT 4 RW 2, Desa Klambu, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan. Di benak bapak dua anak bernama Muhammad Nur Wahid yang lahir pada 13 Mei 1978 itu, bergabung dengan relawan Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) binaan Plan CLTS Project Grobogan sebagai Fasilitator Desa merupakan hal menarik. ”Bahkan, bisa naik pesawat dan bertemu artis Vina Panduwinata pada acara World Toilet Day (WTD) 19 November lalu di Jakarta, bukanlah bayangan dan mimpi saya. Banyak ilmu, pengalaman dan hal baru yang saya dapatkan dan menginspirasi saya untuk membuat usaha pembuatan master cetakan kloset dari fiber sekaligus klosetnya,” tuturnya. Cerita tentang perjalanan kehidupan yang tak semulus sekarang ini pun dituturkannya dengan terbuka. Setelah lulus MTs YPI Klambu ia tak langsung bekerja, tetapi nyantri kepada KH Muhammad Thoyib di Pondok Pesantren At Thoyyib yang ada di Dusun Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang selama delapan tahun. 

Mengajar Kembali dari pesantren ia pun mulai mengajar di madrasah dan menikah dengan Luluk Arifatul Khorida, teman satu kelas saat MTs, hingga dikaruniai dua anak, Luki Rahman Zakaria (11) dan Faza Sayyida Rahma (5). ”Selama 10 tahun saya mengajar di MTs dan hanya digaji Rp 100 ribu,” katanya. Dituturkan pula, meski bukan sebagai perangkat desa, Kang Wahid, sapaan akrab Muhammad Nur Wahid, dipercaya oleh Kepala Desa Klambu Triyanti SH untuk membantu mengurus KTP, akta kelahiran milik warga maupun kegiatan-kegiatan desa lainnya yang tidak bisa dilakukan oleh perangkat desa maupun kepala desa. Bertemu dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Plan International pun terjadi pada akhir 2009 yang saat itu tengah meluncurkan program pengadaan sanitasi atau pembuatan jamban mandiri berbasis masyarakat. Karena perangkat desa tidak ada yang bisa berangkat untuk pelatihan yang digelar Plan International, ia pun dipilih untuk mewakili pelatihan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya sanitasi. Ia juga diajari membuat jamban bersama para peserta yang lain. Selesai dari pelatihan, pada 30 Juli 2011, bersama warga lainnya, Kang Wahid pun mendirikan Paguyuban Pengusaha Sanitasi Grobogan (Papsigro) sekaligus mulai memproduksi jamban. Awal kali membuat, hasilnya jelek dan tidak laku di pasaran. 

”Akhirnya saya memilih total untuk membuat jamban. Karena di Grobogan masih banyak warga yang belum memiliki. Masyarakat banyak yang buang air besar di hutan, sungai, maupun parit. Saya pun tiga bulan terus bereksperimen hingga habis uang untuk mencari guru yang bisa mengajari saya membuat jamban,” katanya. Usahanya pun tidak sia-sia, empat bulan terakhir ia mulai mendapat hasilnya. Tak hanya jamban, di bawah naungan Papsigro mereka juga membuat paket lengkap pembuatan jamban. Program sosialisasi mewujudkan Grobogan Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terus dilakukan di tengah kesibukannya membuat kloset. ”Kami mematok Rp 500 ribu per paketnya. Keuntungan tiap bulan bisa mencapai Rp 2 jutaan. Itu dihitung harga jamban per unit Rp 40 ribu. Alhamdulillah, dari hasil itu bisa membangun rumah dan membeli sepeda motor,” ucapnya sambil menjelaskan, selama ini jamban buatannya telah dikirim ke Rembang, Demak, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan juga Vietnam. Warga negara Vietnam yang berkunjung ke rumahnya pun bukan hanya membeli. Ia pun diundang oleh Kementerian Negara Vietnam untuk melatih warga membuat jamban 13 Januari mendatang dan ke NTT pada 3 Januari. ”Saya juga sedang mendesain jamban untuk anak-anak dan penyandang disabilitas. Insya Allah, ke Vietnam sudah siap, nanti ditemani Pak Suminto dari Desa Kramat, Kecamatan Penawangan dan didampingi Wakil Bupati Pak Icek Baskoro selama tujuh hari. Pesanan berupa master cetakan, cetakan, bis beton untuk dikirim ke Vietnam maupun Laos sudah siap dibawa,” papar penerima Piagam Penghargaan Fasilitator Terbaik Kabupaten Grobogan dari Plan Indonesia itu, kemarin. 

Dalam menjalankan aktivitas itu, Kang Wahid juga memegang prinsip, bahwa usahanya itu tidak takut disaingi. Bahkan, kritik pedas yang sering didapat pun justru akan membuat bersemangat. ”Belajar ilmu sedikitpun itu itu bekal. Sukses itu menurut saya tidak menyontek orang lain, tapi karena ada kemauan yang keras,” tandasnya. Lalu, apa hasil usaha kegiatan Kang Wahid? Sebanyak 140 desa dari total 280 desa di Kabupaten Grobogan telah berstatus Desa Bebas Buang Air Besar di Sembarang tempat (BABS). Harapan Grobogan menjadi Kabupaten bebas BABS pada 2014 mendekati kenyataan. ”Cita-cita ini harus diwujudkan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Grobogan. Sebagai proyek percontohan Plan sejak 2009 mulai dari Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan dengan pendekatan non subsidi atau CLTS (community led total sanitation), keberlangsungan hidup sehat harus dilanjutkan,” tutur Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus. Sejak berjalan pada 2009, penurunan kasus diare pun cukup signifikan. Pada 2010 angka penyakit diare mencapai 13.937 kasus. Pada 2011 turun menjadi 8.295 kasus, sampai Mei turun lagi 2.066 kasus. ”Kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi menjadi lebih baik baik. Dulu, warga BAB di hutan yang ada di selatan desa, tetapi sekarang sudah memiliki jamban yang sehat,” ujarnya. Wakil Bupati Icek Baskoro menyatakan pihaknya akan serius menuntaskan permasalahan BAB. Ia melihat, masalah kesehatan yang terjadi di Grobogan karena buruknya lingkungan dan masalah sanitasi. ”Data Dinas Kesehatan menyebutkan hanya sebagian masyarakat yang menggunakan jamban, jumlahnya 42,78 persen. Sementara yang tidak mencapai 57,22 dari jumlah penduduk yang ada. Kualitas kesehatan jadi prioritas kami dan sebagai rencana kerja pemerintah,” katanya.

Sumber : http://www.ampl.or.id/digilib/read/berbekal-jamban-diundang-ke-vietnam/22295

Filed Under: Uncategorized

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Recent Posts

  • Analisis Fasilitas Sanitasi dalam Mencegah Penularan Covid-19 di Rumah Sakit X
  • PENTINGNYA SANITASI LINGKUNGAN DI ERA PANDEMI COVID-19
  • MEMPERKUAT SANITASI DI MASA PANDEMI COVID 19
  • Mencegah Corona: Tindakan Sanitasi yang Dilakukan Bolu Susu Lembang untuk Menjaga Kualitas dan Kebersihan Produk Agar Terhindar dari COVID-19
  • Di Jakarta, Kondisi Sosiodemografi dan Kesehatan Lingkungan Sangat Berpengaruh terhadap Kejadian COVID-19

Recent Comments

    Archives

    • February 2024
    • January 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • October 2023
    • September 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • May 2023
    • April 2023
    • March 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • November 2022
    • October 2022
    • September 2022
    • August 2022
    • July 2022
    • June 2022
    • May 2022
    • April 2022
    • March 2022
    • February 2022
    • January 2022
    • November 2021
    • October 2021
    • September 2021
    • August 2021
    • December 2020
    • November 2020
    • October 2020
    • September 2020
    • August 2020
    • July 2020
    • June 2020
    • May 2020
    • April 2020
    • March 2020
    • February 2020
    • January 2020

    Categories

    • kesehatan
    • Sanitarian Kit
    • Uncategorized

    Meta

    • Log in
    • Entries feed
    • Comments feed
    • WordPress.org

    Copyright Indotekhnoplus, Developed by Leads.id