Selain mengurus jalan, jembatan, bendungan dan rumah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga menangani infrastruktur sistem sanitasi dan persediaan air bersih. Inilah urusan yang menyita perhatian besar. Betapa tidak, persediaan dan akses air bersih untuk rakyat merupakan masalah global.
Hal itu tecermin dari tema sentral yang menjadi bahasan di ajang Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF). Dalam hajatan internasional ke-10, yang akan digelar di Bali pada 18–24 Mei 2024 itu, tajuk yang diusung adalah “Air untuk Kemakmuran Bersama”.
Pertemuan akbar yang diselenggarakan tiap tiga tahun sekali itu mempertemukan para pemangku kepentingan dari seluruh dunia untuk membahas masalah air. Pada forum inilah para ahli, aktivis, pemerintah, birokrat dan peminat masalah air berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik, serta membangun kemitraan guna mengatasi tantangan kelangkaan air, polusi, dan perubahan iklim.
Kementerian PUPR, sebagai institusi pemerintah garda paling depan, sangat berkepentingan menyukseskan acara internasional tersebut. Dalam rangka itulah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melawat ke Stockholm, Swedia, pada Senin (21/8/2023). Di sana, Basuki mengadakan pertemuan bilateral dua pihak sekaligus, Menteri Sumber Daya Air (SDA) dan Irigasi Mesir Hani Sewilam dan Executive Director of Stockholm International Water Institute (SIWI) Karin Gardes.
Menteri Basuki berharap, Mesir dapat menjadi koordinator region Afrika dalam WWF ke-10 nanti. Ini sangat diperlukan untuk mendorong partisipasi aktif negara-negara di Afrika, Timur Tengah, dan Arab. “Kami berharap Mesir sebagai Presiden dari African Ministers Council on Water (AMCOW) menjadi koordinator region Afrika dalam WWF ke-10,” kata Menteri Basuki kepada pers.
Pemerintah Indonesia, lanjut Basuki, juga mengundang Presiden Mesir untuk hadir di Bali sekaligus menghadiri Bandung Spirit Water Summit. “Ini terinspirasi dari Konferensi Asia Afrika di Indonesia 1955,” kata Menteri Basuki.
Menteri Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir Hani Sewilam mengatakan, pemerintahnya akan mendukung penuh penyelenggaraan WWF Bali 2024 dengan mendorong negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan Arab aktif dalam forum tersebut. “Mesir saat ini menjadi salah satu global leader di bidang air, sehingga diharapkan bisa dilanjutkan di World Water Forum ke-10,” kata Menteri Hani.
Pertemuan bilateral dengan SIWI pun menghasilkan hal serupa. Kinerja SIWI dalam mendukung program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) dari UNICEF melalui program capacity building dan proyek-proyek di bidang air dan sanitasi sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Menurut Menteri Basuki, kondisi ini sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDG) bahwa akses rakyat untuk air bersih mencapai 100% pada 2024 dan akses sanitasi tercapai 90% pada 2030. “SIWI dapat membantu dengan keahlian dan pengalamannya,” kata Menteri Basuki.
Beragam persiapan ini perlu dilakukan, karena dalam waktu dekat, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan The 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) pada 12-13 Oktober 2023 di Bali. Pertemuan itu akan membahas isu air terkini melalui tiga proses, yakni politik, regional, dan tematik.
Tuan Rumah WWF Bali
WWF Bali 2024 diperkirakan akan menarik lebih dari 30.000 peserta dari lebih 170 negara. Forum ini akan menampilkan berbagai acara, termasuk sesi pleno, acara sampingan, pameran, dan lokakarya. Forum ini juga akan menjadi ajang generasi muda yang tertarik dengan isu air.
Tak pelak lagi, sebagai negeri perairan, Indonesia layak untuk mendapatkan posisi sebagai tuan rumah penyelenggaraan bergengsi ini. Namun tantangan masalah juga banyak terjadi, mulai dari kelangkaan air, kekeringan parah, polusi, dan banjir.
Maka WWF Bali merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan sumber daya dan keahlian airnya, serta berbagi pengalaman dalam mengatasi tantangan air. Forum ini juga menjadi peluang bagi Indonesia untuk membangun kemitraan dengan negara lain untuk mengatasi tantangan tersebut.
WWF 2024 merupakan peristiwa penting bagi Indonesia dan dunia. Forum ini merupakan peluang untuk mengatasi tantangan kelangkaan air, polusi, dan perubahan iklim, serta membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua orang.
Berikut adalah beberapa hasil utama yang diharapkan dari WWF 2024:
- Komitmen politik yang diperbarui terhadap keamanan air
- Peningkatan investasi pada infrastruktur dan pengelolaan air
- Peningkatan tata kelola dan kelembagaan air
- Peningkatan kerja sama antar negara dalam permasalahan air
- Masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua orang
Ketahanan Pangan dan Air Bersih
Maka tantangan terpenting dari WWF Bali adalah tata kelola air yang dapat berdampak langsung pada persediaan air bersih nasional dan ketahanan pangan. Untuk ketahanan pangan, menurut Global Food Security Index (GFSI) 2022, Indonesia berada di peringkat 63 dari 113 negara.
Ketahanan pangan Indonesia memang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2021, Indonesia masih berada di peringkat 69. Peringkat ini membuat Indonesia berada di urutan 10 dari 23 negara pada kawasan Asia Pasifik. GFSI menilai ketahanan pangan Indonesia tergolong moderat, dengan skor 60,2.
Namun kondisi air bersih Indonesia masih belum memuaskan. Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2020, hanya 83% dari rumah tangga Indonesia yang memiliki akses ke air minum yang aman. Ini berarti masih ada sekitar 17% rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air minum bersih.
Hal yang sama ditunjukkan data yang dirilis WaterAid. Indonesia berada di peringkat 140 dari 193 negara dalam Indeks Ketersediaan dan Kualitas Air Minum 2022. Indonesia mencetak 52,5 dari 100, dengan 60,1% dari populasi memiliki akses ke air bersih dan layak.
Akses ke air bersih dan layak di Indonesia masih merupakan tantangan besar. Pada 2022, masih ada 35,3 juta orang di Indonesia yang tidak memiliki akses ke air bersih dan layak. Mayoritas orang yang tidak memiliki akses ke air bersih dan layak tinggal di daerah pedesaan.
Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan akses ke air bersih dan layak. Salah satu langkah yang diambil adalah membangun lebih banyak infrastruktur air dan sanitasi. Pemerintah juga memberikan subsidi untuk akses air bersih dan layak bagi masyarakat miskin.
Sumber : https://indonesia.go.id/kategori/editorial/7544/bersiap-meningkatkan-akses-air-bersih?lang=1