Pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota negara dari dari Jakarta ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Proses pemindahan akan dilakukan secara bertahap.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Pulau Kalimantan mempunyai pola epidemiologi tertentu. Selain itu, Kalimantan terkenal dengan hutan dan kehidupannya.
Kondisi tersebut bisa menimbulkan penyakit menular. Karena itu, Prof Tjandra menyarankan pemerintah mengantisipasi empat hal terkait dengan penyakit menular di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pertama, mengantisipasi berbagai vektor yang sudah ada di habitat Kalimantan, termasuk penyakit yang ditularkan vektor (vector borne disease). Kedua, mengantisipasi perubahan lingkungan yang mungkin terjadi dengan kajian lingkungan dan dampaknya pada pola penyakit menular.
“Antisipasi ke tiga, tentu perlu dikaji tentang penyakit apa saja yang endemik di daerah IKN Nusantara serta daerah tetangganya, serta analisa retrospektif dan surveilans prospektifnya secara amat intensif, baik sampai kota mulai beroperasi dan juga sampai tahun-tahun kedepannya,” jelasnya kepada merdeka.com, Minggu (13/3).
Terakhir, IKN Nusantara perlu dibangun dengan prinsip ketahanan terhadap pandemi di masa datang atau pandemic resilient city.
Tak hanya itu, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mengusulkan agar pemerintah menyiapkan delapan aspek kesehatan di IKN Nusantara. Rinciannya, pertama sanitasi yang menjamin ketersediaan air bersih dan pelaksanaan hygiene dan sanitasi.
Aspek dua sarana aktivitas fisik yang mempromosikan gaya hidup non-sedentari serta ke tiga harus tersedia berbagai jenis makanan dengan kalori yang cukup dan kaya nutrient esensial yang memadai.
Ke empat aspek istirahat secara berkala dan wajar. Lima tentang ketahanan emosional (emotionally resilience) guna meningkatkan kemampuan untuk menangani stress. Aspek ke enam tentang spiritualitas, baik tentang agama dan juga aspek sosial lain.
“Serta ke tujuh tentang lingkungan hidup dan harmoni yang baik antar warga dan dengan lingkungan sekitar. Aspek ke delapan tentang pekerjaan dan pendapatan finansial,” ucapnya.
Prof Tjandra menambahkan, pemerintah juga perlu memilih energi bersih (Choose Clean Energy), menyediakan transportasi umum yang baik, serta investasi pada kesehatan digital (digital health). Dia juga menilai penting mengimplementasikan Internet of Thing (IoT) yang akan amat berpengaruh pada bidang kesehatan.
“Terakhir adalah senantiasa memonitor derajat polusi udara di kota,” tutupnya.
Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-rekomendasi-pakar-tangkis-penyakit-menular-di-ikn-nusantara.html
Leave a Reply