Indonesia sebagai negara berpotensi terbesar nomor 5 di dunia yang kaya akan air seharusnya dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya air dengan lebih baik.Pada saat kondisi lingkungan masih baik dengan hutan yang masih terjaga, air hujan yang turun dapat tersimpan dan mengalir secara berkelanjutan sepanjang tahun. Namun, penyalahgunaan lahan dan pengaruh perubahan iklim yang terjadi saat ini menimbulkan dilema. Air tidak lagi terserap ke tanah tapi mengalir dipermukaan. Sehingga pada musim hujan terjadi banjir dan musim kemarau terjadi kekeringan.
Demikian dikatakan Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Keterpaduan Pembangunan Mochammad Amron di TVRI, Jumat (28/3). Lebih lanjut Amron mengatakan, secara kualitas air di Indonesia saat ini dapat dikatakan sudah berkurang, khususnya di Jawa. Hal tersebut dikarenakan penumpukan penduduk dan industri di Pulau Jawa.
Alam memiliki daya kemampuan untuk memperbaiki kondisi secara alami. Namun, jika degradasi kerusakan alam sudah melewati batas, diperlukan upaya-upaya tertentu guna menanganinya.
Dikatakannya, dari data statistik baru sekitar 50 persen penduduk dunia mendapatkan fasilitas dan memiliki sanitasi yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan gerakan menyeluruh bagi warga dunia untuk memperbaiki sanitasi dan pengolahan air, terutama di negara berkembang.
Peringatan Hari Air Dunia (HAD) diharapkan dapat menyadarkan manusia, bahwa air tidak hanya kebutuhan manusia tapi juga kebutuhan lingkungan sekitar. Sosialisasi teknik sanitasi yang baik dan mengolah sampah menjadi bio gas harus disebarluaskan ke masyarakat. Dengan begitu manfaat dapat diambil.
Adapun kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka peringatan HAD XVI yakni kampanye perduli air dan sanitasi, seminar dan lomba yang diikuti oleh anak-anak. Hal tersebut agar kepedulian akan pengelolaan air dan sanitasi dapat tumbuh dari tingkat dasar.
Sumber : https://pu.go.id/berita/kurangnya-kesadaran-masyarakat-akan-pengolahan-air-dan-sanit