Sanitasi. Bisa jadi Anda sering mendengar istilah ini, namun mungkin belum mengerti maknanya ataupun menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Secara singkat, sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih yang dimaksudkan untuk menigkatkan kualitas kesehatan hidup manusia.
Bagaimana pengaruh sanitasi terhadap kesehatan?
Banyak fakta menunjukkan kaitan erat antara keduanya. Menurut data dari UNICEF (United Nation Emergency Children’s Fund), sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk, juga air minum yang tidak aman, memiliki kontribusi sampai 88 persen terhadap kematian anak akibat diare di seluruh dunia.
Masih dari data yang sama, bilapun seorang anak bertahan hidup dari diare, seringnya kondisi kesehatan ini memengaruhi kondisi gizi anak sehingga menghalangi mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka. Pada akhirnya, implikasi serius yang bisa terjadi adalah penurunan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif masyarakat di masa yang akan datang.
Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab kematian anak berusia di bawah lima tahun. Laporan Riskesdas 2007 memperlihatkan bahwa diare telah menyebabkan 31 persen kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu tahun dan 25 persen kematian anak usia antara satu sampai 4 tahun. Diketahui pula bahwa angka kejadian diare ini lebih tinggi pada anak-anak dari rumah tangga yang tidak memiliki akses air bersih dan fasilitas toilet yang memadai.
Sungguh sangat disayangkan, diare sebagai penyakit yang dapat dicegah, menjadi salah satu penyebab kematian pada anak. Sebab itulah, menjaga kebersihan merupakan hal yang penting.
Jika fasilitas air bersih dan toilet memadai merupakan hal yang perlu diusahakan oleh pemerintah, kita sebagai pelaku dapat melakukan beberapa tindakan mudah untuk menerapkan kebersihan di lingkungan tempat tinggal dan diri sendiri. Berikut ini beberapa caranya:
Jadikan cuci tangan sebagai kebiasaan
Mencuci tangan secara tepat dengan sabun dapat mengurangi risiko penyakit diare sebesar 42 sampai 47 persen. Tindakan ini juga bisa mencegah berbagai penyakit menular lain, terutama yang ditularkan melalui bakteri dan virus.
Mengingat pentingnya mencuci tangan, hal ini harus dijadikan kebiasaan. Cuci tangan dengan sabun perlu dilakukan sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang daging mentah, sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin atau membuang ingus, sebelum dan sesudah mengobati luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, serta setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.
Menjaga kebersihan toilet
Toilet dengan fungsinya, bisa jadi merupakan tempat yang paling perlu dijaga kebersihannya. Asal tahu saja, sebuah dudukan toilet rata-rata menyimpan 50.000 bakteri. Bersihkan toilet setidaknya dua kali seminggu dengan cairan pembersih toilet dan sikat yang terus dijaga kebersihannya.
Membersihkan toilet dengan sikat yang kotor jelas bukan cara ideal. Bersihkan sikat toilet dengan cairan disinfektan untuk memastikannya tetap layak digunakan. Larutkan cairan disinfektan dengan sedikit air dalam wadah penyimpan sikat toilet.
Selain itu, pastikan Anda menggunakan sarung tangan karet untuk kamar mandi yang terpisah dengan sarung tangan untuk membersihkan dapur atau area rumah lain.
Bersihkan kain-kain di rumah
Handuk yang lembap misalnya, jika tidak segera dijemur dapat menjadi lahan pertumbuhan bakteri yang subur. Sebab itu, ketika menggunakan handuk yang masih lembap, peluang Anda atau anggota keluarga Anda terkena alergi akan meningkat. Namun tidak perlu khawatir, Anda tetap bisa melindungi keluarga dari potensi alergi ini dengan perlindungan AVA iFamily Protection dari Astra Life.
Seprai, serbet, dan kain lap, juga sangat mungkin menjadi tempat bakteri bertumbuh. Selalu ganti seprai setidaknya seminggu sekali. Ganti serbet dan kain lap setiap hari. Gunakan sabun dan cairan disinfektan untuk mencuci kain-kain tersebut. Juga rendam dan cuci secara terpisah agar tidak ada ‘pertukaran’ kuman dan bakteri dari satu kain ke kain lainnya.
Begitu pun saat mencuci pakaian dalam. Rendam dan cuci pakaian dalam secara terpisah. Setelah itu rendam pakaian dalam dengan 1 liter air hangat yang sudah dicampur dengan cairan antiseptik, baru kemudian cuci biasa.
Bersihkan area tersembunyi
Bukan hanya toilet Anda yang kotor. Sadarkah Anda, kalau banyak area di rumah Anda, ternyata jadi tempat tumbuhnya bakteri dan kuman? Misalnya saja tempat cuci piring Anda. Ternyata, bak cuci piring bisa menyimpan bakteri sepuluh kali lebih banyak dari dudukan toilet. Bayangkan saja, sisa-sisa makanan dari perangkat makan terkumpul di sini sebelum masuk ke saluran pembuangan. Belum lagi daging dan sayuran mentah pun dicuci di sini sebelum diolah. Bakteri akan makin mudah berkembang biak dengan lingkungan yang lembap di tempat cuci piring.
Setelah mencuci bahan makanan mentah, segera bilas tempat cuci piring dengan sabun dan air hangat. Dua atau tiga kali seminggu, bersihkan tempat cuci piring dengan Dettol Antiseptik Cair. Tuangkan cairan antiseptik ke dalam tempat cuci piring dan saluran pembuangan, diamkan sekitar 10 menit, kemudian baru siram dengan air.
Selain bak dan saluran cuci piring, coba juga bersihkan saluran air, lantai dapur, area lembap di teras, serta area di kolong tempat tidur.
Lakukan hal di atas untuk memastikan kebersihan diri dan rumah Anda. Lebih baik lagi jika hal tersebut bisa Anda terapkan sebagai kebiasaan sehari-hari. Dan lengkapi gaya hidup bersih tersebut dengan perlindungan asuransi dari Astra Life seperti Siap SehatKu. Asuransi ini memberikan manfaat berupa Pengembalian Premi 100%, artinya semua uang yang pernah Anda keluarkan untuk pembayaran premi akan sepenuhnya dikembalikan di akhir masa perlindungan. Cocok untuk perlindungan Anda sekeluarga. #AyoLoveLife dengan selalu menjaga kebersihan, ya.
Leave a Reply