Pemerintah terus meningkatkan layanan terhadap ketersediaan dan kebersihan sanitasi umum yang ramah lingkungan, sebagai salah satu bentuk dari pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals).
“Tanpa sanitasi yang baik dan ramah lingkungan kita tidak bisa memiliki lingkungan hidup yang bersih dan layak. Contoh, toilet umum yang ramah lingkungan, itu sebagai kebutuhan yang selama ini diabaikan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar pada saat membuka South East Asia Toilet (SEAT) Conference serta pameran Expo Clean & Laundry 2017, di Jakarta, Kamis (23/3).
Ia berharap SEAT Conference dapat menjadi wadah untuk belajar dan berkomunikasi bagi para peserta yang datang dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok untuk belajar bersama mengenai cara menyediakan sanitasi yang sehat dan ramah lingkungan.
Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini mengatakan, toilet umum yang layak masih menjadi isu yang tengah diselesaikan.
“Kami sangat menghargai kerja sama dengan Asosiasi Toilet Indonesia, Kementerian LHK, dan Kementerian Perhubungan terhadap isu sanitasi ini. Bila dikerjakan bersama-sama, pekerjaan besar ini akan menjadi lebih mudah dan cepat diselesaikan, untuk mendukung pencapaian target kunjungan 275 wisatawan domestik dan 20 juta wisatawan asing di tahun 2019,”ujar dia.
Sedangkan Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan penyedia bandara bagi seluruh wilayah di Tanah Air sudah lama berbenah dalam hal penyediaan toilet umum. Pengguna bandara di Indonesia beragam kelas sosialnya, jumlahnya pun meningkat seiring dengan naiknya angka kunjungan wisata. Karena pengelola bandara selalu berkomitmen menyediakan toilet dalam jumlah cukup dan terpelihara dengan baik agar meninggalkan kesan positif bagi semua pengunjung.
World Toilet Organization dan Asosiasi Toilet Indonesia merupakan LSM yang mengemban misi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sanitasi sehat. Ketersediaan toilet umum yang bersih akan membantu mengurangi angka kematian akibat diare, meningkatkan angka kehadiran anak perempuan untuk tetap bersekolah di hari-hari menstruasinya, serta menurunkan jumlah masyarakat yang masih menggunakan sungai dan semak-semak untuk aktivitas pembuangannya.
“Toilet mencerminkan budaya dan kondisi ekonomi suatu bangsa. Karena itu Asosiasi Toilet Indonesia sejak tahun 2002 secara konsisten berkomunikasi dengan berbagai kementerian untuk mengkampanyekan penyediaan dan pemeliharaan toilet umum yang layak dan ramah lingkungan. Kami tahu bahwa ini bukanlah proses yang mudah, perlu waktu dua dekade untuk membangun karakter bangsa yang bersih dan dapat menghargai toiletnya,” kata Ketua Asosiasi Toilet Indonesia, Naning Adiwoso.
Sumber : https://investor.id/macroeconomics/158094/pemerintah-tingkatkan-layanan-sanitasi-ramah-lingkungan
Leave a Reply