Jakarta – Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memastikan ketersediaan sanitasi sekolah menjelang pemberlakuan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka pada 2021 agar berlangsung sesuai protokol kesehatan.
“Dalam rangka persiapan kegiatan belajar secara tatap muka di masa pandemi ini, seluruh aspek harus dipenuhi, termasuk sarana dan prasarana penunjang kesehatan,” kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja usai memantau simulasi sekolah tatap muka di SD Negeri Karangraharja 02 Cikarang Utara, Selasa, 15 Desember 2020.
Eka mengatakan sarana tersebut berkaitan dengan pembangunan toilet di seluruh sekolah dasar maupun menengah pertama negeri. Selain untuk kesiapan belajar tatap muka, pembangunan ini juga untuk mewujudkan Bekasi sebagai kabupaten sehat.about:blank
“Sejumlah sarana disiapkan, termasuk toilet, tempat cuci tangan, dan sarana lainnya. Hal itu sengaja kami anggarkan untuk mendukung pembelajaran tatap muka,” katanya.
Sebelumnya viral di media sosial tentang pembangunan toilet sekolah di Bekasi dengan anggaran Rp 196 juta untuk satu toilet. Padahal dalam video di media sosial itu, toilet yang dibangun terlihat biasa saja.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Suhup mengapresiasi perhatian publik terhadap pembangunan toilet tersebut, karena secara tidak langsung publik turut membantu mengawasi proses pembangunan.
“Kami berterima kasih pada masyarakat yang sudah memberikan masukan dan selanjutnya kami minta membantu pengawasan agar pembangunan toilet ini sesuai perencanaan,” katanya.
Menurut Suhup, video toilet sekolah di Kabupaten Bekasi yang sempat viral beberapa hari lalu itu belum selesai dibangun. Proses pembangunan baru mencapai 30 persen, sehingga terlihat tidak sesuai dengan anggaran yang disiapkan.
“Video yang kemarin viral itu belum semuanya, tapi baru 30 persen pembangunan. Tapi kalau yang kita lihat di lapangan tadi itu pembangunan sudah 90 persen, sehingga terlihat perbedaannya. Bisa dilihat ada wc-nya, urinoir-nya, toren, bio filter, ada mesinnya. Pembangunan toilet itu tidak hanya satu, tapi di 488 sekolah,” ucapnya.
Kepala Bidang Bangunan Negara pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Benny Sugiarto Prawiro mengatakan pembangunan toilet ini mengacu pada standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Belum pernah ada SD yang pakai urinoir. Konsep ini kami bangun agar menjaga suhu tetap sejuk dan kering, sehingga menggunakan urinoir, ventilasi harus memadai. Kami ingin ketersediaan air bersih tersedia. Karena percuma ada wc kalau tidak ada air bersih, makanya kami gunakan ground water tank,” katanya.
Dia juga memastikan biaya pembangunan toilet tersebut sudah sesuai ketentuan. “Misalnya anggaran ketentuan APBD kan ada pajak, keuntungan penyedia. Biaya bangun itu sebesar Rp149 juta belum termasuk pajak. Anggaran sebesar itu dengan harga per meter di Kabupaten Bekasi, Insya Allah sudah sesuai dengan bangunan tidak bertingkat sederhana,” ungkapnya.
Sebelum proses pembayaran nanti, kata dia, setiap pembangunan akan dilakukan penghitungan ulang untuk memastikan tidak ada pelanggaran.
“Jadi ada skema stock opname dimana nanti dihitung ulang apa saja yang digunakan, berapa biaya, langsung dibayar. Jadi ini untuk memastikan semuanya sesuai aturan,” kata dia.
Leave a Reply