Tingginya urbansasi dan jumlah penduduk yang semakin bertambah tidak sebanding dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan sehingga berakibat timbul pemukiman padat dan kumuh, sehingga diperlukan program percepatan pembangunan sanitasi.
Luas Kota Bandung 16.729.650 Ha dengan jumlah penduduk 2,5 Juta Jiwa, mempunyai kepadatan 156 Jiwa/Ha, menjadikan sumber air baku untuk air bersih dari hari kehari menjadi semakin langka, PDAM sebagai penyedia layanan air bersih belum mampu memenuhi kualitas standar baku, baru mencapai cakupan pelayanan 52% untuk Kota Bandung.
Dikatakan Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda, “Kebutuhan sanitasi kota seiring dengan jumlah pertambahan penduduk, kelahiran dan migrasi, diperumahan kumuh, pemukiman padat dan bantaran sungai air baku terindikasi tercemar 40%, salah satunya dengan bakteri e-coli” Katanya saat membuka Konsultasi Publik Strategi Sanitasi Kota Bandung di Auditorium Rosada, Jalan Wastukancana No.2 Bandung (10/12)
Taufik Rachman ketua pelaksana Pokja Sanitasi Kota Bandung, melaporkan Kota Bandung sebagai kota metropolitan dihadapkan dengan berbagai permasalahan, salah satunya permasalahan serius kondisi sanitasi lingkungan kota yang merupakan kombinasi persoalan dari keterbatasan infrastruktur, ekonomi, Lingkungan serta sosial budaya, “Sungai Cikapundung salah satu sumber air baku andalan masyarakat Kota Bandung, tercemar limbah cair domestik dan sampah dari sebagian masyarakat yang belum paham tentang pentingnya sanitasi yang baik serta kurangnya sarana dan prasarana sehingga dikhawatirkan berpengaruh menurunnya derajat kesehatan masyarakat,” katanya.
Ayi menjelaskan dengan menjaga lingkungan sesungguhnya mengurangi biaya kesehatan, “Persoalan sanitasi yang kurang memadai menjadi isu lingkungan yang berpotensi menyebabkan penyakit, dan area yang beresiko tinggi sanitasi umumnya di daerah pemukiman kumuh dan sepadan sungai” ungkapnya
Sekretaris Pokja Sanitasi Kota Bandung, Gunadi Sukma Bhinekas menyampaikan isu pokok dalam pembangunan sanitasi Kota Bandung, “Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan sanitasi yang layak, menurunnya kualitas sanitasi kota bandung, terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap sumber daya sanitasi, masih rendahnya kemampuan masyarakat dalam pembangunan sanitasi serta belum terintegrasinya pengembangan sanitasi kota bandung menjadi isu pokok sanitasi,” lapornya.
Gunadi melanjutkan dampak dari buruknya sanitasi, “Akibat sanitasi yang buruk khususnya sektor drainase lingkungan dan persampahan dapat menyebabkan penyakit diare, ISPA, TBC, FLU dan tingkat penyakit demam berdarah yang tinggi” Jelasnya.
Didalam laporannya ketua tim penggerak PKK Kota Bandung diwalikili Ida Gunadi menyampaikan, “sebagai bagian pokja, organisasi TP PKK memiliki struktur yang lengkap di seluruh wilayah kota, sebagai motivator dan penyampai informasi mengenai pembangunan sanitasi dengan menggerakan kader2 sebagai relawan, mengingat TP PKK memahami kaum perempuan,” Sampainya.
Sumber : https://www.bandung.go.id/news/read/1499/permasalahan-serius-kondisi-sanitasi-lingkungan-kota-bandung