Kebanyakan orang menganggap masalah sanitasi (pembuangan kotoran) merupakan hal yang tidak perlu dipikirkan. Asal mengalir, tidak terlihat lagi, selesai sudah masalah. Padahal air limbah domestik yang tidak dikelola, akan menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan.
Dalam workshop Berbagi Pengalaman Pendampingan Program Sanitasi 12 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh IUWASH (Indonesian Urban Water, Sanitation, and Hygiene) (2/3) di Hotel Bumi Surabaya, terungkap 75% sungai dan air tanah di Indonesia tercemar berat oleh air limbah domestik yang tidak dikelola.
Padahal air merupakan elemen paling penting dalam kehidupan. Jika air tercemar, apa yang akan terjadi pada kelangsungan hidup kita ? Sungguh jawaban yang tidak mau dialami oleh siapapun di dunia ini.
Pada sesi talkshow, diputar sebuah video yang menampilkan keadaan sanitasi di beberapa wilayah di Indonesia. Memprihatinkan. Air keruh, sampah tak terhitung jumlahnya, bangunan liar di tepi sungai, dan aktivitas manusia di sekitarnya. Itulah gambaran dari video tersebut. Banyak masyarakat yang masih buang air besar sembarangan, terutama di sungai. Tidak hanya buang air besar, sungai tersebut juga digunakan untuk kegiatan lain, seperti mandi, mencuci, dan buang sampah.
“Daerah hulu, tengah, dan hilir Sungai Brantas sudah tercemar berat. Sebanyak 60 % merupakan limbah rumah tangga,” ungkap Anjarwati, Pengawas Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur.
Hal ini menjadi masalah yang serius, mengingat Sungai Brantas merupakan sungai terbesar di Jawa Timur dan masyarakat sekitar menggunakannya sebagai sumber kehidupan.
Pencemaran air menyebabkan berkurangnya air bersih. Padahal air bersih merupakan hal yang penting bagi masyarakat. Kekurangan air bersih maka berbagai ancaman kesehatan dan penyakit mengintai. Kebiasaan masyarakat buang air sembarangan, terutama di daerah aliran air, perlu diubah. Kurangnya fasilitas sanitasi menjadi pemicu masalah ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah bekerja sama dengan IUWASH, sebuah proyek proyek lima tahun yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), yang bergerak dalam program air, sanitasi, dan higienitas perkotaan Indonesia. Dengan disediakannya fasiltitas sanitasi yang baik, maka pengolahan limbah domestik akan terlaksana dengan baik. Sehingga dampak pencemaran lingkungan bisa dikurangi.
Selain tersedianya fasilitas sanitasi, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Budi Yuwono, “Rumah bagus-bagus. Tetapi masyarakatnya masih buang air besar sembarangan. Ini terjadi karena kebiasaan. Kebiasaan ini harus diubah.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, Gentur Prihantono. “Masyarakat harus diajari untuk hidup bersih dan sehat. Tersedianya sanitasi, pengelolahan sampah rumah tangga, air bersih, dan pola hidup, menjadi kunci dari lingkungan yang bersih dan sehat.”
Dengan dibangunnya fasilitas sanitasi yang baik oleh pemerintah, diharapkan masyarakat mau menjaga dan merawatnya. Percuma saja jika anggaran ratusan juta untuk membangun fasilitas sanitasi, tetapi pengelolaannya tidak berjalan dengan baik. Maka kesimpulannya adalah perubahan dan kesadaran perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Sehingga akan tercipta lingkungan yang mendukung untuk kehidupan.
Sumber : https://wartapalaindonesia.com/sanitasi-dan-kebiasaan-masyarakat/
Leave a Reply