Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan 2 kasus warga Indonesia pertama yang terinfeksi virus corona (COVID-19). Tak lama setelah pengumuman ini, muncul fenomena panic buying yakni peristiwa masyarakat memborong berbagai bahan makanan dan keperluan sehari-hari yang menyebabkan kekosongan stok pada barang penting seperti beras, minyak goreng hingga produk pembersih tangan terpampang kosong di toko swalayan.
Fenomena panic buying ini tidak hanya terjadi pada pasar offline, namun juga pasar online, seperti website penjualan resmi, marketplace, dan social commerce. Berdasarkan data perusahaan e-commerce enabler SIRCLO, peningkatan angka belanja online yang signifikan terjadi di Indonesia semenjak akhir Januari ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan COVID-19 dalam status darurat kesehatan global. Produk kesehatan dan sanitasi seperti hand sanitizer, sabun tangan, tisu basah, dan vitamin mengalami kenaikan pembelian yang paling tinggi di bulan Februari.
Empat produk yang dicantumkan di atas mengalami lonjakan pembelian lebih dari 100% dibandingkan penjualan bulan-bulan sebelumnya. Pada bulan Februari, produk sanitasi tangan mengalami peningkatan pembelian tertinggi, sebesar 531%. Produk sabun tangan mengalami peningkatan 304%. Posisi ketiga ditempati oleh produk tisu basah dengan peningkatan 227%. Produk kesehatan dan suplai vitamin juga mengalami peningkatan penjualan sebesar 210%.
Angka kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di Indonesia terus meningkat dan disusul oleh himbauan presiden agar seluruh warga Indonesia melakukan physical distancing dan work from home. Ini semakin menyebabkan perpindahan lalu lintas pembelian barang kebutuhan dari toko offline ke toko online. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah pengunjung website dan peningkatan penjualan online. Setelah pengumuman dua kasus pertama COVID-19 di Indonesia muncul, berbagai official store dari brand sanitasi yang dikelola kami mengalami peningkatan traffic sebesar 4 kali lipat dibandingkan minggu sebelumnya.
CEO dan Co-founder SIRCLO, Brian Marshal mengatakan, “Seiring dengan himbauan pembatasan fisik, toko online dapat terus mengalami lonjakan pengunjung dengan penjualan yang lebih tinggi lagi. Menurut data penjualan brands yang kami fasilitasi melalui marketplace, empat kategori produk sanitasi yang mengalami lonjakan permintaan dan penjualan masih menempati posisi teratas pada bulan Maret.”
“Hingga minggu ketiga Maret, penjualan hand sanitizer mengalami peningkatan sebesar 585%. Sabun cuci tangan mengalami peningkatan penjualan 355%, dan produk vitamin mengalami peningkatan sebesar 242%,” ujar Brian. Salah satu sorotan dari fenomena ini adalah adanya lonjakan penjualan dari penyanitasi tangan merk ANTIS, salah satu klien SIRCLO, pada Tokopedia yang terjadi pada tanggal 23 Maret lalu. “Hanya dalam 42 menit semenjak produk diunggah, tercatat sekitar 72.000 unit yang terjual,” tambahnya. Di samping itu, peningkatan penjualan tertinggi terjadi pada produk tisu basah, sebesar 587%.
Berdasarkan data penjualan yang ada, tim SIRCLO melakukan prediksi bahwa di antara 4 produk high-demand ini, tisu basah akan mengalami peningkatan tertinggi dalam waktu mendatang, sebesar 719,63%. Salah satu penelitian The New England Journal of Medicine menemukan bahwa virus COVID-19 dapat bertahan selama 4 jam pada permukaan tembaga, 24 jam pada permukaan karton, dan 72 jam pada permukaan plastik serta stainless steel. Dr Kalisvar Marimuthu, konsultan senior untuk penyakit menular pada National Centre for Infectious Diseases (NCID) Singapura, mengemukakan bahwa tisu basah lebih direkomendasikan untuk membersihkan permukaan dibanding membersihkan tangan.
Di samping itu, menurut prediksi SIRCLO, sanitasi tangan juga diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 640,95%, diikuti oleh peningkatan penjualan oleh produk sabun tangan sebesar 440,26% serta produk vitamin sebesar 308,72%. Menurut informasi dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), sanitasi tangan yang mengandung setidaknya 60% alkohol bisa menjadi pelindung terbaik dari virus ketika air dan sabun tidak tersedia.
“Fenomena panic buying ini akan menyebabkan ketidakseimbangan jumlah distribusi stok, terutama untuk yang membutuhkan. Di sini, SIRCLO sebagai e-commerce enabler tidak hanya punya tugas membantu brand dan bisnis berjualan secara online, namun juga menjaga agar distribusi barang seimbang dan menghindari konsekuensi negatif di masa pandemi ini, seperti peningkatan harga yang ekstrim,” jelas Brian.
“Selama pandemi belum berakhir, masyarakat akan terus melakukan pembatasan fisik dan semakin bergantung pada toko online untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Dengan demikian, faktor keberadaan digital atau online presence menjadi aspek bisnis yang lebih signifikan ke depannya. Sekarang merupakan saatnya para brand untuk meningkatkan online presence, agar tetap bisa memberikan nilai yang maksimal bagi para pelanggan,” jelas Brian.Pemilik brand dan bisnis bisa meningkatkan online presence dengan beberapa cara, seperti membuat website sendiri, berjualan di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan bahkan menginisiasi social commerce (berjualan melalui kanal sosial seperti Whatsapp). Semua aktivasi ini, ditambah dengan layanan customer service, pemasaran, order fulfillment, dan proses penjualan lainnya bisa direalisasikan melalui platform SIRCLO sebagai solusi satu atap penjualan online. Setiap harinya, SIRCLO membantu brand memproses hingga puluhan ribu unit barang untuk dijual di berbagai kanal marketplace.
***
Tentang SIRCLO
Dimulai pada tahun 2013, SIRCLO adalah perusahaan solusi e-commerce unggul di Indonesia yang membantu brands berjualan online. SIRCLO menawarkan empat solusi bisnis, yakni SIRCLO Store, SIRCLO Connexi, SIRCLO Chat, dan SIRCLO Commerce. SIRCLO Store adalah sebuah platform SaaS (Software as a Service) pembuatan situs toko online berbasis template bagi bisnis lokal skala kecil hingga menengah. SIRCLO Connexi menawarkan dashboard interaktif untuk mengelola penjualan dari berbagai platform e-commerce Indonesia. Selain itu, SIRCLO Chat menghadirkan platform conversational commerce berupa dashboard interaktif yang terintegrasi dengan WhatsApp Business API. Melalui solusi channel management bersifat end-to-end, SIRCLO Commerce menjawab kebutuhan brand korporat memasuki jalur distribusi online.
Sumber : https://www.sirclo.com/blog/sirclo-prediksi-lonjakan-penjualan-produk-sanitasi-di-e-commerce-selama-pandemi-covid-19/
Leave a Reply