Bukan perkara mudah untuk mewujudkan 100 persen akses air minum dan sanitasi. Terlebih di negara kepulauan dengan populasi besar seperti Indonesia. Pemerintah Indonesia menghadapi sejumlah tantangan besar dalam menyediakan akses air minum dan sanitasi layak bagi seluruh masyarakat. Tantangan besar tersebut adalah urbanisasi, perubahan iklim, kelangkaan air pada waktu dan wilayah tertentu, keterbatasan fiskal daerah, hingga Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Namun demikian, Pemerintah terus melakukan upaya-upaya strategis, termasuk menyelaraskan target Social Development Goals (SDGs) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2022-2024. Baca juga: Sejumlah Aksi Nyata Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Air bagi Kehidupan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, hingga saat ini capaian cakupan layanan air minus telah mencapai 91,05 persen dan peningkatan akses sanitasi 80,92 persen.
Untuk mencapai target akses 100 persen air minum dan sanitasi, telah dilakukan berbagai upaya percepatan. misalnya, pembangunan prasarana penyedia air minum dengan memanfaatkan 61 bendungan baru untuk meningkatkan kapasitas pelayanan air. Kemudian, pembangunan prasarana penyedia air minum untuk mendukung Kawasan Prioritas Nasional, seperti Kawasan Pariwisata di Kalidendeng dan Labuan Bajo serta Kawasan Industri di Batang. Selain itu juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang Water Supply Management dengan mengembangkan Program Magister Spesial yang bekerja sama dengan universitas mitra. Lalu, integrasi pelayanan sanitasi dengan mengkombinasikan sistem on-site dan off-site, atau sanitasi inklusif bagi seluruh wilayah untuk memastikan penyediaan layanan air minum dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Baca juga: Akses Air Minum Layak Masih 90 Persen, Pamsimas Digenjot di 1.063 Desa “Kami juga melibatkan masyarakat melalui Program Penyediaan Air Minum (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) sejak 2008 hingga 2022, telah berhasil mendukung penyediaan air bersih dan sanitasi di 37.000 desa yang tersebar di 408 kabupaten dan kota,” jelas Basuki saat menghadiri Side Event dari rangkaian acara UN 2023 Water Conference, di New York, Amerika Serikat, rabu (23/3/2023). Dalam menanggapi transformasi digital dan peningkatan kinerja penyediaan air bersih oleh PDAM, Pemerintah Indonesia telah melakukan inovasi teknologi seperti penerapan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), serta teknologi pengelolaan sampah melalui konversi sampah menjadi energi. Terakhir, untuk mengatasi keterbatasan dana, Kementerian PUPR juga mengundang partisipasi pihak swasta dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui pendanaan alternatif seperti Public Private Partnership atau Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Sumber : https://lestari.kompas.com/read/2023/03/24/130000486/tantangan-segudang-wujudkan-100-persen-akses-air-minum-dan-sanitasi