Semua orang mungkin setuju bahwa kebersihan diri dan lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan. Ya, Anda bisa mencegah penyakit infeksi dengan melakukan sanitasi yang benar. Namun, seberapa besar, sih, pengaruh sanitasi terhadap kesehatan kita? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel ini.
Sanitasi buruk membuat kejadian penyakit infeksi masih tinggi
Tahukah Anda jika dari dulu masalah utama Indonesia adalah penyakit infeksinya? Meskipun kian lama kian menurun, penyakit infeksi masih menjadi masalah hingga saat ini.
Salah satu penyebab tingginya angka penyakit infeksi adalah sanitasi yang buruk. Berdasarkan data dari UNICEF (United Nation Emergency Children’s Fund), 88 persen anak meninggal dunia akibat diare yang biasanya timbul di daerah yang sanitasinya buruk. Fakta ini tentu sangat mengejutkan. Padahal, mencegah penyakit infeksi itu mudah, lho.
Tips sederhana agar tehindar dari infeksi
Banyak hal sederhana yang bisa Anda terapkan mulai dari sekarang untuk mencegah penyakit infeksi. Tak sulit kok, salah satunya dengan menjaga sanitasi yang baik di rumah. Yuk, ikuti berbagai kebiasaan berikut jika tidak mau terserang kuman penyakit.
1. Jangan lupa biasakan cuci tangan!
Kebiasaan satu ini memang sering diabaikan karena dinilai bukan hal yang penting. Padahal, jika Anda tak rajin-rajin cuci tangan, Anda berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit infeksi. Kenapa bisa begitu?
Tanpa Anda sadari, ternyata ada ribuan bakteri tak kasat mata yang menempel di tangan Anda setelah seharian beraktivitas, memegang berbagai hal, dan bersentuhan dengan orang banyak. Inilah mengapa, jika Anda malas cuci tangan, maka beragam penyakit infeksi tentu akan mudah menghampiri tubuh Anda.
Namun, cuci tangan tak hanya sekadar gosok, bilas, dan keringkan saja. Cuci tangan juga ada tekniknya, lho! Berikut panduan cuci tangan yang benar menurut CDC dan WHO:
- Cuci kedua tangan Anda dengan air bersih mengalir. Setelah itu, matikan keran dan tuang sabun secukupnya
- Gosok kedua tangan Anda. Pastikan Anda menggosok sela-sela jari, kedua punggung tangan, dan di bawah kuku:
- Kaitkan seluruh jari Anda dengan telapak saling menyentuh, dan gosok bagian dalam, bergantian dua sisi tangan Anda
- Kemudian tukar posisi. Kaitkan jari-jari tangan kiri di atas punggung tangan kanan dan gosok bagian punggung tangan bergantian.
- Gosok jempol kiri menggunakan tangan kanan dengan gerakan memutar, begitu pula sebaliknya.
- Lakukan metode di atas kurang lebih selama 20 detik.
- Bilas tangan hingga bersih dengan air yang mengalir.
- Keringkan kedua tangan Anda dengan handuk bersih atau angin-anginkan.
- Jika memungkinkan, matikan keran menggunakan siku atau gunakan tisu untuk menghalangi tangan Anda yang sudah bersih saat mematikan keran.
Apabila Anda konsisten menerapkan kebiasaan baik ini, maka risiko Anda terkena diare berkurang sebanyak 42-27 persen.
Mulai sekarang, yuk, biasakan untuk mencuci tangan sebelum makan dan mengolah makanan, setelah dari kamar mandi, serta sesudah beraktivitas dari luar. Jangan lupa, perhatikan juga teknik mencuci tangannya, ya!
2. Rutin membersihkan kamar mandi
Seberapa baik sanitasi Anda di rumah? Apakah Anda termasuk yang rutin membersihkan toilet? Dua pertanyaan tersebut penting untuk diutarakan karena toilet di rumah bisa jadi sarang kuman jika tidak sering-sering dibersihkan. Diperkirakan setidaknya ada 50 ribu bakteri yang ada dalam satu toilet!
Nah, supaya tidak terserang penyakit infeksi, Anda harus menjaga kebersihannya toilet. Bersihkan toilet sedikitnya dua kali dalam seminggu dengan cara menyikat dan menggunakan pembersih toilet khusus.
Namun, pastikan setiap kali Anda selesai menggunakan sikat untuk membersihkan kamar mandi, sebaiknya sikat dicuci sampai bersih terlebih dulu dan keringkan dengan baik sebelum menempatkannya balik ke wadah. Selain itu, lap bersih dan keringkan juga wadahnya supaya tidak ada genangan air yang terjebak di dalam.
3. Jangan menyimpan kain yang lembap
Apa Anda salah satu orang yang tak menjemur handuk di tempat terbuka dan membiarkannya lembap di dalam suhu kamar? Jika ya, sebaiknya ubah kebiasaan buruk satu ini segera. Menjemur handuk yang lembap di dalam suhu kamar justru meningkatkan berbagai penyakit menular.
Handuk lembap sering kali menjadi sarang bakteri. Ketika Anda atau anggota keluarga lain memakainya, bakteri bisa pindah ke badan dan akhirnya menginfeksi. Kain-kain yang rentan lembap seperti seprai dan serbet, juga menjadi tempat yang ideal untuk tumbuhnya bakteri.
Oleh sebab itu, sebaiknya ganti kain-kain di dapur yang mudah lembap tersebut dengan rutin dan cuci menggunakan sabun khusus.
Ketika mencucinya, Anda juga bisa merendam kain dengan air hangat supaya jamur dan bakterinya mati. Supaya lebih bersih, pilih sabun yang antibakteri sehingga kuman penyakit hilang saat dicuci.
4. Bersihkan sudut-sudut rumah
Apakah sanitasi di rumah Anda sudah benar-benar terjaga? Mungkin, Anda rutin membersihkan rumah, mengepel lantai, atau mengelap meja makan dan ruang tamu. Namun, bagaimana dengan sudut-sudut ruangan yang tersembunyi misalnya, pojokan dapur yang bisa saja menyimpan sisa-sisa bahan makanan atau area cuci piring yang lembap?
Sudut-sudut rumah seperti itu sering kali luput dari perhatian. Kebanyakan orang menganggap mereka sudah membereskan area kamar, ruang tamu, dan meja makan, berarti rumah sudah bersih. Padahal, pojokan dapur dan tempat cuci piring adalah tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.
Jadi, jangan lupa juga untuk membersihkan seluruh area rumah, termasuk sudut-sudut yang tersembunyi.
Satu hal yang tak kalah penting, sanitasi rumah yang baik juga harus diiringi dengan perilaku hidup sehat. Ya, akan lebih baik jika berbagai kebiasaan baik di atas juga diimbangi dengan perlaku hidup sehat seperti mengonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, berolahraga rutin, istirahat yang cukup, hingga berhenti merokok dan minum-minuman berlakohol. Anda juga bisa menyiapkan asuransi kesehatan dari sekarang supaya kesehatan Anda dan keluarga terlindungi.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.
Leave a Reply