Untuk membantu para korban bencana alam di Sulawesi Tengah, Bayer memberikan Rp 2 milyar untuk bantuan darurat di sektor kesehatan masyarakat selama 3 bulan. Serta menyusun rencana jangka menengah yang akan dimulai pada bulan Januari 2019 dalam mendukung pemulihan ekonomi masyarakat di sektor pertanian.
Selaku perusahaan global dengan kompetensi di bidang kesehatan dan pertanian, Bayer sangat memahami pentingnya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia – terlebih bagi masyarakat yang terkena dampak bencana.
Presiden Direktur Bayer Indonesia, Angel Michael Evangelista menyampaikan, “Karenanya program bantuan bencana perusahaan untuk Sulawesi Tengah ini kami bagi dalam dua tahapan prioritas. Tahap awal berupa dukungan sebesar Rp 2 Milliar untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan, sedangkan pada tahap berikutnya adalah untuk membantu upaya pemulihan ekonomi masyarakat di sektor pertanian. Apalagi pertanian adalah salah satu mata pencaharian utama di Sulawesi Tengah.”
Dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah ini, bantuan awal Bayer di sektor kesehatan dialokasikan untuk pengadaan air bersih, fasilitas sanitasi, perlengkapan kebersihan, serta pendistribusian makanan darurat dan dukungan logistik pelayanan kesehatan. Sementara rencana bantuan jangka menengah untuk pemulihan penghidupan para petani kecil akan ditentukan setelah survey kebutuhan lapangan dilakukan.
Yayasan Mercy Corps Indonesia ditunjuk untuk menjadi mitra strategis Bayer dalam pendistribusian bantuan ini.
Genardi Aryawan, anggota tim lapangan Yayasan Mercy Corps Indonesia mengatakan: “Kurangnya air bersih dan rusaknya infrastruktur sanitasi berdampak pada semakin memburuknya tingkat kebersihan di tempat pengungsian. Kondisi ini memicu timbulnya penyakit seperti kolera, disentri dan malaria yang bisa menjadi ancaman serius bagi para pengungsi.”
Selain bantuan dana dari perusahaan. Bayer juga meluncurkan “Dana Solidaritas Karyawan Bayer” sebagai wadah menampung inistiatif swadaya para karyawan untuk berdonasi. Karyawan Bayer dari Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Mexico, Basel (Swiss) dan Lyon (Prancis) beramai-ramai mengumpulkan donasinya. Khusus untuk ASEAN, manajemen Bayer ASEAN akan menggandakan nilai donasi karyawan (dengan besaran maksimum EUR 10,000 atau setara dengan Rp 176 juta). Keseluruhan donasi karyawan dan program penggandaan (corporate matching fund) tersebut akan diserahkan kepada Yayasan Mercy Corps Indonesia untuk dialokasikan dalam dukungan program di tahap ke-dua.
“Doa kami semua kami tujukan untuk para korban bencana di Sulawesi Tengah. Manajemen dan karyawan Bayer di seluruh dunia turut berduka atas kejadian tersebut dan berharap kontribusi kami dapat meringankan penderitaan para korban gempa dan membantu upaya rekonstruksi Sulawesi Tengah.” tambah Angel Michael Evangelista.
Memberikan bantuan bencana merupakan bagian dari komitmen sosial Bayer. Perusahaan menjalankan dua strategi guna membantu masyarakat yang mengalami kesulitan: ketika bencana melanda, Bayer menyediakan bantuan segera – baik berupa donasi uang dan obat-obatan, ataupun bantuan material. Setelah itu, membantu proyek pemulihan jangka panjang.
Pada 2018, sekitar EUR224.000 atau Rp 3,9 Miliar telah disediakan untuk membantu korban banjir di Tiongkok dan India. Juga, pada 2017, perusahaan telah menyalurkan donasi berupa uang, obat-obatan dan berbagai produk bernilai Euro 1,3 juta atau 22,9 Miliar kepada 12 program bantuan kemanusiaan.
Bayer Cares Foundation
Sebagai yayasan sosial dari perusahaan inovasi Bayer, Bayer Cares Foundation menempatkan diri sebagai inisiator, promotor dan mitra inovasi yang menjembatani para akademisi, pelaku industri dan masyarakat. Program-program Bayer Cares Foundation berfokus pada masyarakat dengan komitmen untuk kemajuan sosial, terlahirnya ide – ide baru guna memenuhi tantangan sosial, dan berbagai kebutuhan untuk kondisi darurat. Kegiatan dukungan pendanaan yayasan ini merupakan elemen utama dari keterlibatan sosial perusahaan (corporate societal engagement/CSE) Bayer secara global dengan biaya sekitar 50 juta Euro atau Rp 881 miliar per tahun – dengan fokus mendorong frontier science dan inovasi sosial terkait Sustainable Development Goals yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait penanggulangan masalah kelaparan, pemenuhan kesehatan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Leave a Reply